Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana, Wartawan, dan Hari Kedua Presiden Jokowi

Kompas.com - 21/10/2014, 21:04 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Hari kedua Presiden Joko Widodo berkantor di Istana Negara, Selasa (21/10/2014), diwarnai dengan kehadiran sejumlah orang. Selain tamu dari negara-negara sahabat, Presiden Jokowi juga menerima tamu sejumlah tokoh yang diprediksi terkait penggodokan nama-nama calon menteri yang akan mengisi kabinetnya. Jokowi tetap merahasiakan teknis seleksi dan proses yang dijalankannya untuk menyaring calon menteri.

Sejak pagi tadi, wartawan bisa dengan bebas memantau pergerakan di sejumlah titik di Istana, sehingga mengetahui siapa saja yang datang dan bertemu Jokowi. Pergerakan wartawan cukup bebas, tak seperti ketika masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Istana terasa beda banget hari ini, wartawan bisa liputan sampai ke istana dan liput semua kegiatan," kata Wulan, jurnalis sebuah surat kabar.

Perbedaan perlakuan dan tak ada pembatasan dari Paspampres pun memberikan kenyamanan tersendiri. Wartawan terus memantau siapa saja tamu Jokowi hingga siang hari. Ada yang enggan diwawancara, ada yang terbuka dan bersedia bicara kepada media.

Selama ini, Jokowi dan wakilnya, Jusuf Kalla, terkesan menutupi proses seleksi para menterinya. Hingga menjelang petang, sekitar pukul 17.05 WIB, suasana berubah. Dua orang staf Biro Pers mendatangi wartawan dan meminta agar para wartawan kembali ke ruangan pers yang terletak di luar Kompleks Kepresidenan. Wartawan sempat menolak karena masih ada mobil yang mengantarkan mantan Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung.

Biro Pers Kepresidenan dan Paspampres pun sempat berunding. Namun, wartawan tetap bertahan menunggu para tamu Jokowi. Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pun turun tangan.

"Mohon maaf, ini baru hari kedua Presiden. Bapak tidak berkenan diliput banyak media," kata seorang petugas Paspampres yang sejak kemarin mengawal Jokowi.

Personel Paspampres pun mendatangi wartawan satu per satu yang bersikeras memantau kedatangan tamu-tamu Jokowi. Wartawan pun kembali ke ruangan pers. Hal ini pun tak sesuai dengan pernyataan Jokowi yang mengatakan bahwa jika ingin mengetahui proses penggodokan kabinet, ikutilah apa yang terjadi sepanjang hari di Istana. 

"Kalau kamu ke sini (Istana) sampai jam 3 pagi, kamu akan tahu siapa menteri-menteri saya," kata Jokowi, Selasa pagi.

Agenda kegiatan Jokowi hingga hari kedua ini memang belum jelas karena belum terbentuknya struktur pendukung kepresidenan. Biro Pers hingga Paspampres pun tak bisa memastikan agenda kegiatan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jika informasi resmi yang diterima wartawan hanya ada satu agenda resmi, tetapi pada praktiknya banyak kegiatan tak terjadwal lainnya. Hal ini juga yang menjadi alasan wartawan bersikeras menunggu di dalam Istana untuk mengetahui kegiatan Presiden Jokowi. Kini, setelah ruang gerak kembali dibatasi, memunculkan pertanyaan, sampai kapan akan ditutupi, Pak Presiden Jokowi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com