Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpin Sidang Penuh Interupsi, Bagaimana Perasaan Ceu Popong?

Kompas.com - 02/10/2014, 06:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai anggota tertua DPR periode 2014-2019, Popong Otje Djunjunan, tak bisa menolak tugas yang diberikan untuknya. Sesuai aturan, anggota tertua dan termuda ditugaskan menjadi pimpinan sementara sebelum pimpinan DPR definitif terpilih. Bersama anggota termuda, Ade Rezky Pratama, perempuan berusia 76 tahun itu pun memimpin sidang paripurna pemilihan pimpinan DPR yang cukup panjang dan melelahkan.

Berlangsung maraton sejak Rabu (1/10/2014) malam hingga Kamis (2/10/2014) dini hari, tugas itu diselesaikan Popong meski mungkin harus terus mengernyitkan dahi mendapati hujan interupsi. Apa tanggapannya atas dinamika selama persidangan?

"Bagus, hidup memang harus begitu. Artinya, demokrasi di negara kita sudah berjalan," kata Popong, saat ditemui seusai sidang paripurna, Kamis dini hari.

Kericuhan dan hujan interupsi bermula ketika sejumlah politisi dari partai koalisi Joko Widodo-Jusuf Kalla menyatakan keberatannya dengan sidang paripurna yang digelar pada malam itu. Sebelum sidang, Popong memimpin rapat konsultasi tertutup yang diikuti semua perwakilan partai untuk menentukan waktu pelaksanaan sidang.

Menurut Popong dan Koalisi Merah Putih, rapat konsultasi tersebut sudah ditutup dan menghasilkan keputusan agar sidang paripurna dilaksanakan pada Rabu malam. Namun, PDI Perjuangan, Partai Kebangkitan Bangsa, Hanura, dan Nasdem melayangkan protes karena merasa belum ada keputusan yang diambil mengenai waktu pelaksnaan sidang. Akibat perbedaan pendapat itu, koalisi Jokowi-JK sejak awal sidang langsung mengajukan interupsi untuk meminta penundaan sidang.

Interupsi tak mendapatkan tanggapan. Sebagian anggota Dewan pun merangsek ke bagian depan ruang sidang, mendekati meja pimpinan, sambil terus berteriak dan mengacung-acungkan jari telunjuk ke arah Popong. Beragam celetukan dilayangkan kepada politisi Golkar yang sudah lima kali terpilih sebagai anggota DPR itu.

Popong pun tak terlihat tertekan. Dengan santai, ia merespons tuntutan anggota Dewan dengan nada suara kadang naik, kadang turun. Terkadang, caranya menenangkan membuat anggota Dewan tertawa. 

"Enggak apa-apa, eta (itu hujatan) mah biasa. Kalau kita terjun ke dunia politik, kita harus all out, harus siap mental. Kalau enggak siap mental, jangan masuk dunia politik," ujar wanita kelahiran Bandung 30 Desember 1938 ini.

Setelah melewati proses yang cukup panjang, akhirnya sidang paripurna menetapkan pimpinan DPR 2014-2019. Mereka adalah lima orang pimpinan yang merupakan elite partai Koalisi Merah Putih. Komposisi pimpinan DPR adalah Ketua DPR Setya Novanto (Golkar), serta empat Wakil Ketua DPR, yaitu Fadli Zon (Gerindra), Agus Hermano (Demokrat), Fahri Hamzah (PKS), dan Taufik Kurniawan (PAN).

Adapun koalisi Jokowi-JK yang sejak awal pesimistis bisa mengajukan paket calon pimpinan memutuskan untuk walk out setelah upaya interupsinya ditolak terus-menerus oleh Popong.

"Mimpin rapat di mana-mana atuh, apa bedanya sidang sama rapat," jawab Popong, saat ditanya kunci suksesnya memimpin sidang yang berlangsung hingga pukul 04.00 WIB itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua Komisi III: 82 Anggota DPR Terlibat Judi 'Online', MKD Akan Ambil Sikap

Wakil Ketua Komisi III: 82 Anggota DPR Terlibat Judi "Online", MKD Akan Ambil Sikap

Nasional
Buntut Serangan ke PDN, Menkominfo Bakal Wajibkan Instansi Pemerintah 'Backup' Data

Buntut Serangan ke PDN, Menkominfo Bakal Wajibkan Instansi Pemerintah "Backup" Data

Nasional
Di Abu Dhabi, Polri Tangkap WN China Buronan Kasus Penipuan 800 WN

Di Abu Dhabi, Polri Tangkap WN China Buronan Kasus Penipuan 800 WN

Nasional
Emirsyah Satar Dituntut 8 Tahun Penjara di Kasus Pengadaan Pesawat Garuda

Emirsyah Satar Dituntut 8 Tahun Penjara di Kasus Pengadaan Pesawat Garuda

Nasional
PDN Diretas, Menkominfo Akui Komitmen Indonesia dalam Pertahanan Siber Rendah

PDN Diretas, Menkominfo Akui Komitmen Indonesia dalam Pertahanan Siber Rendah

Nasional
Jokowi Didesak Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Secara Hukum

Jokowi Didesak Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Secara Hukum

Nasional
Budi Arie: Tidak Ada Negara di Dunia yang Tidak Terkena Serangan 'Ransomware'

Budi Arie: Tidak Ada Negara di Dunia yang Tidak Terkena Serangan "Ransomware"

Nasional
Sidang Vonis Terdakwa Korupsi yang Ancam 'Buldozer' Kemenkominfo Ditunda

Sidang Vonis Terdakwa Korupsi yang Ancam "Buldozer" Kemenkominfo Ditunda

Nasional
Hadiri Rapat DPR untuk Bahas Peretasan Pusat Data Nasional, Budi Arie Dicecar Wartawan

Hadiri Rapat DPR untuk Bahas Peretasan Pusat Data Nasional, Budi Arie Dicecar Wartawan

Nasional
BNPT Diusulkan Angkat Munarman jadi Duta Deradikalisasi

BNPT Diusulkan Angkat Munarman jadi Duta Deradikalisasi

Nasional
Pemerintah Buka Seleksi Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional 2024-2029

Pemerintah Buka Seleksi Anggota Dewan Jaminan Sosial Nasional 2024-2029

Nasional
PAN: Apakah Anies Dapat 'Perahu' Maju Pilkada 2024? Belum Tentu Juga...

PAN: Apakah Anies Dapat "Perahu" Maju Pilkada 2024? Belum Tentu Juga...

Nasional
Cek Harga di Pasar Temenggoeng Kaltim, Jokowi: Harga Baik, Artinya Distribusinya Bagus

Cek Harga di Pasar Temenggoeng Kaltim, Jokowi: Harga Baik, Artinya Distribusinya Bagus

Nasional
Mendagri Sebut 178 ASN Ajukan Diri Pindah ke IKN

Mendagri Sebut 178 ASN Ajukan Diri Pindah ke IKN

Nasional
Siap Tarung Lawan Anies, Wasekjen PAN: Jangankan Pilkada, Pilpres Saja Kami Menang

Siap Tarung Lawan Anies, Wasekjen PAN: Jangankan Pilkada, Pilpres Saja Kami Menang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com