“Aku enggak kayak orang lain yang nangis-nangis. Soalnya dari awal sudah deteksi dini, sudah tahu sulit untuk lolos lagi, jadi sudah aku siapkan diri,” kata Nuning, Selasa (30/9/2014), seusai perpisahan anggota DPR, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Saat ini, lanjut Nuning, dia mendapatkan perintah khusus dari Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto untuk memberikan pembekalan terhadap 16 anggota Hanura untuk DPR periode 2014-2019. Salah satu yang dibekalinya untuk duduk sebagai anggota Komisi I DPR adalah Arief Suditomo yang terpilih menjadi anggota DPR dari Hanura.
“Aku sudah mulai kasih ajaran ke Arief. Dia bagus, karena berlatar belakang jurnalis jadi ingin tahu, ingin belajar, dan cepat menangkap. Semoga saja dia bisa mengemban tugas baik di parlemen nanti,” kata perempuan kelahiran Jakarta, 30 Agustus 1964 itu.
Selain sibuk memberikan pembekalan kepada caleg terpilih, Nuning mengaku akan kembali ke dunia kampus untuk mengajar para calon agen intelijen seluruh Indonesia.
“Aku mau kembali lagi saja jadi pengajar, dosen, pengamat intelijen. Dulu suka nulis, tapi karena sibuk di DPR, praktis aku tidak nulis lagi. Makanya, nanti mau kembali menulis,” kata Nuning, peraih gelar doktor yang mengangkat tema disertasi tentang Komunikasi Intelijen Keamanan Polri itu.
Di luar kegiatan mengajar, Ketua DPP Partai Hanura Bidang Pertahanan itu juga akan kembali menggeluti dunia bisnis. Dia kini menduduki posisi Komisaris Utama di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di dunia properti.
“Menurutku, bisnis dan poltik itu bedanya hanya sehelai rambut aja. Yang terpenting adalah bagaimana mencapai tujuan,” kata Nuning.
Untuk para wakil baru rakyat, Nuning menekankan, jangan malu untuk bertanya dan berani berbicara, serta tidak pernah malas untuk belajar.
“Apabila ada teman-teman baru yang belum mengerti tugas anggota Dewan, saran saya belajar. Tidak menutup kemunggkinan seseorang bisa matang di komisi kalau dia mau belajar, jangan jadi anggota Dewan yang sudah enggak ngerti, milih diam, datang ke rapat, hanya duduk tidak bertanya. Jangan begitu! Semua harus ambil peran,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, menjadi anggota Dewan tak hanya butuh kematangan dan menguasai isu nasional dan internasional, tetapi juga harus mampu menjaga hubungan pertemanan dengan mitra kerja dan juga anggota fraksi lain. Ia mengatakan, seringkali sebuah keputusan diambil tidak hanya berdasarkan alasan-alasan idealis tetapi juga karena adanya hubungan kedekatan.
“Itulah yang namanya ada kamar depan, kamar belakang dan kamar tengah. Jadi anggota Dewan harus pintar menjaga hubungan ke semua orang. Saya doakan agar nanti anggota yang baru bisa lebih baik dari yang sebelumnya,” ujar dia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.