JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki lebih dari 140 pelabuhan laut dalam berskala internasional. Namun, pemerintah telah gagal mengoptimalkanya. Ketua Umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit menganggap kondisi itu yang menyebabkan harga barang lewat jalur distribusi laut mahal.
Danang menyebut, efisiensi keluar masuknya kontainer pembawa barang dari pelabuhan itu hanya 10 persen saja dari kapasitas pelabuhan yang ada. Angka tersebut tentu belum optimal.
"Minimnya aktivitas bongkar muat kapal itu menyebabkan biaya logistik semakin tinggi hingga 30 persen dari harga bahan baku," ujar dia dalam diskusi Kongres Maritim Indonesia di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, yang disiarkan lewat siaran pers, Rabu (25/9/2014).
Sebagai contoh, ada kapal pengangkut barang ke arah timur Indonesia. Muatan kapal ketika berangkat dipastikan lebih banyak ketimbang muatan kapal ketika pulang. Kondisi tersebut memaksa pengelola distribusi membebankan harga kargo ketika waktu keberangkatan saja.
Tingginya biaya distribusi ini, lanjut Danang, menyebabkan harga jeruk Pontianak lebih mahal ketimbang jeruk dari Tiongkok. Bahkan untuk biaya bongkar muat dan kirim kargo ke Papua lebih mahal daripada ke luxemburg.
"Belum lagi biaya transportasi barang itu bisa menambah 20 sampai 25 persen harga akhir barang," lanjut Danang.
Danang berharap persoalan tersebut mampu diselesaikan di pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, yakni melalui program tol lautnya. Dengan tol laut, Danang yakin harga barang di seluruh Indonesia dapat ditekan sehingga pemerataan terjadi dan barang dagangan kian kompetitif.
Tol laut merupakan salah satu program Jokowi - Jusuf Kalla untuk menciptakan pemerataan harga barang di Indonesia. Tol laut itu sendiri yakni sistem distribusi barang skala besar yang menggunakan jalur laut.
Adapun infrastruktur tol laut yakni kapal berkapasitas besar dan pelabuhan laut dalam (deep sea port). Rencananya, deep sea port akan dibangun di setiap pulau besar Indonesia sebagai gerbang masuk barang. Dari sana, barang kebutuhan rakyat itu akan diteruskan ke sejumlah daerah melalui kapal kecil atau melalui jalur darat. Sistem distribusi itu dipercaya membuat biaya distribusi lebih murah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.