KOMPAS.com - DALAM Muktamar Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Surabaya, Jawa Timur, Minggu, 31 Agustus 2014, presiden terpilih Joko Widodo menyatakan, di Indonesia saat ini ada banyak mafia minyak dan gas serta listrik.
Sebelumnya, dalam debat calon presiden dan calon wakil presiden di putaran terakhir, di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu, 5 Juli 2014, calon wakil presiden (saat itu) Jusuf Kalla dengan lantang mengatakan soal mafia minyak, mafia daging sapi, mafia urusan haji, dan lain-lainnya.
Jokowi mengatakan, ada hal yang tidak beres di dunia minyak di Indonesia. Ia mengatakan, negara harus berani mengenyahkan mafia minyak ini. ”Kita punya minyak, tetapi mau beli saja harus antre. Sebab, di dalamnya ada yang tidak betul. Mafia minyak,” ujar Jokowi.
Tugas menteri kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) adalah berperang melawan mafia. ”Tugas menteri yang baru nanti pertama kali adalah menghilangkan hal-hal yang tidak betul itu,” ujarnya.
Beberapa hari kemudian, Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta, Rabu, 3 September 2014, mengumumkan Jero Wacik (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) sebagai tersangka kasus korupsi. Diberitakan, penetapan Jero ini semakin menguak tata kelola minyak dan gas bumi di Indonesia yang penuh praktik korupsi.
Penetapan Jero sebagai tersangka ini berkaitan dengan penyelidikan KPK atas hasil pengembangan penyidikan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini yang tertangkap menerima suap 400.000 dollar Amerika Serikat dari komisaris Kernel Oil Pte, Simon Gunawan Tanjaya, pada 14 Agustus 2013.
Pencanangan perang terhadap mafia migas dan mafia lainnya oleh Jokowi dan JK serta penetapan Jero Wacik sebagai tersangka sudah menjadi pembicaraan banyak orang di Istana Kepresidenan, halte bus, stasiun kereta api, toilet umum, dan mal-mal.
Tidak malu
Seorang warga Indonesia yang bekerja di perusahaan minyak dan gas bumi multinasional asal Italia, Ente Nazionale Idocarburi (ENI), mengatakan tidak terlalu merasa malu dengan tersiarnya mafia minyak di Indonesia dan penetapan Jero Wacik sebagai tersangka.
”Di sejumlah negara berkembang, mafia, kolusi, korupsi, dan nepotisme masih menjadi hal yang biasa,” ujar dia.
Dalam sebuah diskusi tidak resmi di sebuah mal di Jakarta, seseorang yang lama bekerja di bidang migas dan tidak mau disebut identitasnya mengatakan, pernyataan Jokowi soal antre minyak perlu dikoreksi. ”Sebab, minyak yang ada di perut bumi Indonesia saat ini sudah sangat berkurang, sudah mendekati lampu merah, sementara kebutuhan minyak meningkat drastis,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, menghapuskan mafia minyak di Indonesia tidak semudah membalikkan tangan. Mafia di sini bukan hanya di sektor migas, melainkan ada mafia cabai, mafia beras, mafia kayu, dan mafia pajak. Selamat berperang! (J Osdar)