Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lembaga Non-Struktural yang Tak Efektif Diminta Digabung atau Dibubarkan

Kompas.com - 30/08/2014, 12:28 WIB
Arimbi Ramadhiani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ikrar Nusa Bakti mengatakan, beberapa lembaga non-struktural tidak efektif dalam jalannya pemerintahan. Meski tidak efektif, lembaga tersebut masih menerima anggaran.

"Itu sudah ada kajian dari sekretaris negara, waktu itu 15 universitas untuk melakukan kajian," ujar Ikrar di Jakarta, Sabtu (30/8/2014).

Ikrar mencontohkan, dari 7 lembaga non-struktural yang telah dinyatakan tidak efektif, di antaranya adalah Komisi Hukum Nasional dan Komisi Kesejahteraan Manula.

"Itu direkomendasi, kalau memang bisa di-merger, ya digabung. Tapi, kalau memang tidak berjalan sama sekali, ya dibubarkan," kata Ikrar.

Ia menambahkan, rekomendasi ini turun karena lembaga tersebut tidak memiliki kantor dan staf. Namun, sejak diusulkan untuk mengadakan kajian terhadap lembaga ini, hingga terbitnya rekomendasi, lembaga ini masih ada. Pimpinannya pun tidak pernah berganti.

"Kok anggaran masih turun? Ada yang minta mobil dinas setingkat Camry," ucap Ikrar.

Ikrar juga menyoroti adanya kementerian koordinasi yang juga tidak efektif. Menurut dia, seorang menko seharusnya berpengalaman sebagai menteri. Namun, saat ini ada menko yang tidak pernah jadi menteri sebelumnya.

"Bagaimana ia bisa mengoordinasi para menteri dalam bidangnya, misalnya polhukam, ekonomi, kesejahteraan, kalau tidak pernah jadi menteri?" sebut Ikrar.

Sebelumnya, presiden terpilih Joko Widodo sempat mempertimbangkan untuk menggabungkan beberapa kementerian. Senada dengan Jokowi, Universitas Gadjah Mada (UGM) pun mengusulkan agar Jokowi merampingkan kabinet. Perampingan kabinet itu diusulkan menjadi sekitar 28 kementerian dari 34 kementerian yang ada pada pemerintahan saat ini.

Seperti diketahui, tiga perguruan tinggi negeri (PTN) dilibatkan dalam pembentukan kabinet pemerintahan Jokowi-JK. Ketiga PTN itu adalah UGM, Universitas Airlangga, dan Universitas Andalas. Mereka bekerja di bawah kelompok kerja (pokja) arsitektur kabinet Tim Transisi Jokowi-JK.

Di luar tiga PTN tersebut, Tim Transisi Jokowi-JK juga meminta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk mempresentasikan arsitektur kabinet yang dibuatnya. Semua masukan dari ketiga PTN dan LIPI itu sifatnya hanya untuk memperkaya opsi guna mendapatkan struktur kabinet yang efektif. Sampai saat ini, semua masukan masih terus dikaji oleh Tim Transisi Jokowi-JK.

Catatan:

Berita ini sudah dikoreksi. Sebelumnya ditulis badan non-struktural dan kementerian koordinasi tidak efektif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com