Namun, keduanya tidak membicarakan secara detail hal pokok apa yang dibicarakan terkait RAPBN 2015 itu.
"Dalam pertemuan kami yang pertama tadi, yang berlangsung hampir selama dua jam, telah kami bicarakan, secara konstruktif, hal-hal penting yang berkaitan dengan agenda kenegaraan dan agenda pemerintahan di akhir tahun 2014 ini, dan juga awal tahun 2015 mendatang. Kami juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan dan program-program pemerintah yang tengah dijalankan, termasuk RAPBN 2015, dan juga APBN Perubahan 2014 ini," ujar Presiden SBY dalam jumpa pers bersama dengan Jokowi di Nusa Dua, Bali, Rabu (27/8/2014).
Presiden dan Jokowi sama-sama tidak menjabarkan lebih lanjut soal RAPBN 2015 ini. Dalam pertemuan itu, Presiden SBY mengaku tak membicarkan hal teknis. Hal teknis, lanjutnya, akan dibicarakan oleh jajaran pemerintah yang ditunjuknya dengan tim transisi yang ditunjuk Jokowi.
"Ini bukan pertemuan terakhir. Ini pertemuan pertama yang akan kami tindak lanjuti dengan pertemuan berikutnya. Kami tidak bahas secara teknis karena pertemuan malam ini bukan forum negosiasi. Kami mengikuti sistem, tatanan, dan mekanisme yang berlaku," ujar Presiden SBY.
Sebelum pertemuan ini, Jokowi sempat mengutarakan niatnya untuk menyampaikan pendapat terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jokowi menilai subsidi BBM yang ada dalam RAPBN 2015 bentukan pemerintahan SBY cukup memberatkan sehingga dia meminta agar subsidi BBM ditekan. Apabila dana subsidi ditekan, salah satu alternatifnya adalah menaikkan harga BBM.
Wakil presiden terpilih JK meminta agar keputusan menaikkan BBM dilakukan pada masa pemerintahan SBY.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.