Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romo Benny: Masyarakat Harus Kritis Kawal "Revolusi Mental"

Kompas.com - 16/08/2014, 12:15 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Benny Susetyo mengatakan, perlu adanya peran serta masyarakat mengawal konsep "revolusi mental" yang dicanangkan presiden terpilih Joko Widodo. Ia meminta masyarakat kritis terhadap langkah dan kebijakan yang diterapkan Jokowi dalam pemerintahannya kelak.

"Masyarakat harus selalu kritis. Harus berani jadi orang yang selalu kristis terhadap kebijakan Jokowi sehingga dia punya ring partner," ujar Benny di Jakarta, Jumat (15/8/2014) malam.

Benny mengatakan, sikap kritis tersebut bukan untuk menjatuhkan Jokowi, melainkan sebagai kontrol agar diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan. Ia menambahkan, cara tersebut dapat dilakukan mulai dengan menyuarakan hal-hal kecil yang dianggap tidak sesuai dengan peraturan negara.

"Masyarakat yang kritis dan berani bersuara, yang selalu mengingatkan, merupakan bagian dari revolusi mental," ujarnya.

Dalam mewujudkan "revolusi mental", imbuh Benny, Jokowi kemungkinan akan menemukan berbagai kendala. Ia mengatakan, elite partai di sekelilingnya sedikit banyak akan mencoba menghambat terwujudnya konsep tersebut, tetapi dapat diatasi Jokowi dengan baik.

"Dia akan hadapi tantangan kompromis dari partai di sekitarnya dan orang-orang yang merasa berjasa. Namun, Jokowi punya prinsip, dia bisa atasi itu," ujarnya.

Benny menambahkan, yang paling penting dalam proses realisasi "revolusi mental" adalah kemampuan Jokowi untuk mengajak masyarakat membuat perubahan tersebut. Jika masyarakat enggan diajak melakukan revolusi bersama, kata Benny, maka upaya Jokowi tersebut akan sia-sia.

"Kalau kita lihat, dengan gayanya yang punya prinsip dan berani menerobos, maka Jokowi berani membentuk sejarah baru. Kalau Soekarno jadi Bapak Revolusi, mungkin Jokowi adalah pemberi harapan bangsa," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com