Salah satu Deputi Tim Transisi, Andi Widjajanto, mengatakan tidak hafal berapa jumlah CV yang masuk ke Kantor Transisi setiap harinya karena terlalu banyak yang melamar menjadi menteri. Tak jarang, CV yang masuk membuatnya tersenyum. Mengapa?
"Kami tidak tahu orang ini siapa, tetapi kami tahu dia pernah ke mana saja. Dia hanya melampirkan foto-foto di tempat yang dia pernah kunjungi di dunia. Dia melamar jadi menteri pariwisata," ujar Andi di Kantor Transisi, Jalan Situbondo 10, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (14/8/2014).
Andi mengatakan, CV unik tak hanya satu, tetapi cukup banyak. Namun, ia tak menyebut angka pastinya. Meski dianggap unik, kata Andi, tim transisi tetap menganggap keinginan si pelamar serius dan tidak main-main. Tim transisi pun menindaklanjutinya dengan serius. Andi menilai, antusiasme publik ini menunjukkan euforia atas keterbukaan Jokowi-JK dalam proses pembentukan kabinet.
"Atas dasar apresiasi kami terhadap partisipasi publik dalam menyambut pemerintahan yang baru, kami menanggapi ini serius. Setiap surat yang masuk, satu per satu kami balas," lanjut Andi.
Lantas, dikemanakan CV tersebut? Andi mengatakan, keputusan mengenai siapa yang akan menjadi menteri diserahkan sepenuhnya kepada Jokowi dan JK selaku presiden dan wakil presiden terpilih. Tim Transisi hanya bertugas untuk memasukkan nama pelamar ke dalam tabulasi, kemudian menyerahkannya kepada Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa sah-sah saja jika ada orang yang mendaftarkan diri untuk menjadi menteri.
"Sah-sah saja. Kamu mau melamar menteri juga ndak apa-apa kok," ujar Jokowi.
Akan tetapi, Jokowi menegaskan, Kantor Transisi bukanlah tempat pembentukan kabinet menteri. Di rumah itu, tim transisi mempersiapkan peralihan kekuasaan dari pemerintahan saat ini ke pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
"Di situ tempat identifikasi masalah. Di situ untuk membuat program pada awal pemerintahan saya, berhubungan dengan pemerintahan SBY agar nyambung," ujar Jokowi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.