Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain Menjabat sebagai Ketua DPC Gerindra Paniai, Novela Juga Seorang Direktur

Kompas.com - 13/08/2014, 17:56 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kesaksian yang ditunjukkan saksi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Novela Nawipa, saat sidang perselisihan hasil pemilihan umum di Mahkamah Konstitusi, Selasa (12/8/2014), rupanya menarik perhatian seluruh peserta sidang yang hadir dalam persidangan.  Novela juga ramai menjadi topik perbincangan di media sosial (baca: Novela Nawipa, Perempuan Gunung, Facebook, hingga Bendera Israel).

Siapakah sebenarnya sosok Novela itu?

Berdasarkan penelusuran Kompas.com di akun jejaring social Facebook miliknya, Novela merupakan Ketua Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kabupaten Paniai. Selain itu, Novela juga menjabat sebagai Direktur CV Iyobai.

Masih dalam akun tersebut, Novela tercatat pernah mengenyam pendidikan di Universitas Sains dan Teknologi Jayapura setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas 1 Sentani, Papua. Wanita yang mengaku menjadi saksi mandat pasangan nomor urut satu di Kampung Awabutu, Kabupaten Paniai, Papua, itu, rupanya juga pernah menjadi calon anggota legislatif Kabupaten Paniai Periode 2014-2019.

Novela tercatat sebagai caleg nomor dengan nomor urut satu dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Kabupaten Paniai yang meliputi wilayah Paniai Timur, Dumadama, Bibida, dan Yatamo. Dari salah satu foto baliho kampanye yang ia unggah di akun Facebook miliknya pada 25 Februari 2014 lalu, Novela mengangkat visi "Menyentuh dengan Hati, Membangun dengan Kasih". Adapun, misi yang ingin diwujudkannya adalah "Membangun Generasi Baru, Semangat Baru, dan Harapan Baru demi Paniai Baru".

Sebelumnya, Novela yang hadir dalam sidang PHPU di MK, Selasa (12/8/2014), mendadak tenar, setelah selalu memberikan jawaban dengan aksen Papua yang kental dengan intonasi tinggi dan semangat menggebu-gebu untuk setiap pertanyaan yang diajukan majelis hakim MK. Karena itu, tidak jarang ada yang menganggap Novela marah ketika menjawab pertanyaa itu.

Salah satu momen yang tertangkap adalah saat Hakim Patrialis Akbar bertanya mengenai situasi masyarakat pada saat pencoblosan 9 Juli 2014. Sebelumnya, Novela telah menjelaskan kepada Ketua Majelis Hakim Konstitusi Hamdan Zoelva bahwa tidak ada pencoblosan pada saat itu. Novela menjelaskan, pada saat pencoblosan, hanya ada dirinya dan sejumlah warga di TPS tempat dia seharusnya bertugas. Namun, ia tidak mendapati satu pun anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) ataupun logistik pemilu di TPS tempat ia bertugas.

"Bagaimana suasana masyarakat waktu itu? Ini, kan, proses pemilu, tetapi, kan, tidak ada kegiatan pemilu, bagaimana suasana masyarakat?" tanya Patrialis. Mendapat pertanyaan itu, Novela lantas memberikan jawaban dengan nada tinggi. "Ya, ada masyarakat. Bapak jangan tanya saya, saya juga masyarakat, Pak. Tanyanya ke penyelenggara pemilu yang harusnya melaksanakan sosialisasi, Pak, bukan kami," jawab Novela.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

Nasional
BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

Nasional
Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

Nasional
Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com