Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aburizal Bakrie Dinilai Ciptakan Teror di Internal Golkar

Kompas.com - 10/08/2014, 12:11 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Politisi senior Partai Golkar Zainal Bintang mengecam sikap Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie yang memecat sejumlah pengurus pusat. Menurut Zainal, Aburizal tengah memberikan teror di tubuh Golkar melalui sanksi pemecatan tersebut.

Zainal menjelaskan, dalam beberapa bulan ini Aburizal telah memecat sejumlah pengurus pusat Golkar hanya karena alasan berbeda pendapat dan mengkritik keputusan partai. Ia menilai sanksi pemecatan itu tak sehat untuk kelangsungan demokrasi di tubuh Golkar.

"Sikap Aburizal ini harus kita persoalkan. Pemecatan itu tidak sehat, dan bukti Aburizal bukan politisi sejati," kata Zainal, saat dihubungi, Minggu (10/8/2014).

Ia melanjutkan, keputusan Aburizal memecat sejumlah pengurus pusat Golkar juga selalu dilakukan dengan mekanisme yang tidak jelas. Zainal menuding Aburizal sengaja melakukan pemecatan untuk melanggengkan hasrat politik pribadinya dengan. memanfaatkan posisinya di Partai Golkar.

"Aburizal ingin melakukan pembungkaman. Pemecatan adalah teror untuk kader Golkar," ujarnya.

Dihubungi terpisah, politisi Partai Golkar Indra J Piliang juga menganggap pemecatan yang dilakukan Aburizal tak memiliki landasan hukum yang jelas. Pasalnya, pemecatan yang terjadi dalam beberapa bulan ini ditujukan pada pengurus pusat yang mengkritisi keputusan Aburizal membawa Golkar dalam koalisi permanen pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pengurus pusat yang menyuarakan musyawarah nasional digelar pada 2014.

Menurut Indra, perbedaan pendapat merupakan hal biasa dalam menjalankan demokrasi. Terlebih, pengurus yang meminta munas digelar pada tahun ini juga bersuara dengan mengacu pada AD-ART Golkar. Indra mengaku telah menerima kabar secara informal mengenai pemecatan dirinya dari posisi Ketua Badan Penelitian dan Pengembangan DPP Partai Golkar. Tapi surat pemecatan resmi ia sampaikan belum diterima.

Ia menduga, pemecatan dirinya dari jajaran pengurus Golkar memiliki kaitan dengan rencana digelarnya Munas untuk mencari ketua umum Golkar yang baru. Karena secara kebetulan, Indra merupakan juru bicara tim sukses calon Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono yang juga telah dipecat dari posisi Wakil Ketua Umum Partai Golkar.

"Saya melihatnya ini untuk menjegal Pak Agung jadi ketum Golkarm pemecatan saya ini tidak rasional, sandaran hukumnya tidak jelas, karena saya hanya memberikan pendapat soal munas dan itu tak melanggar aturan organisasi," ucapnya.

Untuk diketahui, konflik yang terjadi di internal Golkar terus memanas. Pemicu konflik itu adalah karena banyaknya politisi Golkar yang kecewa dengan keputusan politik Aburizal setelah gagal menang di pemilu legislatif, dan secara sepihak melakukan manuver politik.

Beberapa politisi Golkar yang menentang Aburizal, diancam sanksi pemecatan karena dianggap tak patuh pada keputusan partai. Sampai berita ini ditayangkan, belum ada konfirmasi dari pengurus Golkar. Saat coba dihubungi, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham belum memberikan respons.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com