Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca Penetapan KPU, Jokowi Semakin Didukung Masyarakat Muslim

Kompas.com - 07/08/2014, 15:38 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan bahwa dukungan pemilih muslim pada Joko Widodo-Jusuf Kalla meningkat setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan hasil perolehan suara di Pemilu Presiden 2014. Peningkatan dukungan itu terjadi karena pemilih muslim yang semula mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengalihkan dukungannya.

Peneliti LSI Ade Mulyana menjelaskan, perubahan dukungan itu diketahui dari hasil survei yang dilakukan pihaknya baru-baru ini. Ada beberapa penyebab yang membuat dukungan pada masing-masing kandidat itu berubah.

"Sesuai exitpoll LSI pada 9 Juli 2014 pukul 14.00, pasangan Prabowo-Hatta unggul dari Jokowi-JK pada segmen pemilih muslim dan pemilih berpendidikan tinggi yang umumnya tinggal di perkotaan," kata Ade, di Kantor LSI, Jakarta, Kamis (7/8/2014).

Setelah penetapan resmi KPU, kata Ade, pemilih di segmen tersebut beralih dan banyak yang mendukung Jokowi-JK. Misalnya, berdasarkan exitpoll LSI di 9 Juli, Prabowo-Hatta memeroleh dukungan pada segmen pemilih muslim sebesar 52,01 persen. Tapi kini dukungan dari segmen itu menurun menjadi 34,20 persen.

Sedangkan untuk Jokowi, pada 9 Juli mendapat dukungan sekitar 47,99 persen dari pemilih muslim, dan saat ini jumlahnya meningkat menjadi 52,17 persen. Perubahan dukungan itu merupakan perbandingan exitpoll 9 Juli 2014 dan hasil survei terbaru LSI. Dalam survei tersebut juga diketahui penyebab perubahan jumlah dukungan untuk Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK, yaitu sikap masing-masing kandidat setelah KPU menetapkan hasil resminya.

Pemilih Prabowo-Hatta memberikan persepsi negatif karena pasangan ini tak legawa menerima penetapan KPU. "Di sisi lain, Jokowi-JK terlihat lebih santun dalam merespons hasil resmi KPU dan merespons gugatan Prabowo-Hatta," ujarnya.

Sebagai informasi, survei dilakukan pada 4-6 Agustus 2014. Metode yang digunakan adalah quickpoll dengan 1.200 responden dari seluruh Indonesia dan menggunakan multistage random sampling dengan margin of error sekitar 2,9 persen.

Selain survei, LSI juga melengkapi dan memperkuat analisis survei dengan data kualitatif melalui metode in depth interview, diskusi, serta analisis media. Survei dibiayai secara mandiri oleh LSI.

Baca juga : Prabowo Mulai Ditinggalkan Pendukungnya Pasca Penetapan KPU

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Hakim PN Jaksel Tolak Praperadilan Karutan KPK, Status Tersangka Pungli Tetap Sah

Nasional
PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara 'Gaib' di Bengkulu

PAN Cabut Gugatan soal PPP Dapat Suara "Gaib" di Bengkulu

Nasional
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, KIP: Merupakan Informasi Terbuka

Nasional
WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

WTP Kementan Terganjal “Food Estate”, Auditor BPK Minta Uang Pelicin Rp 12 Miliar

Nasional
Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Jokowi: Pemerintah Bangun Sumur Pompa Antisipasi Dampak Kemarau

Nasional
Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Bawaslu Ungkap Suara Caleg Demokrat di Aceh Timur Sempat Naik 7 Kali Lipat, Lalu Dihitung Ulang

Nasional
Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Mensos Risma Minta Data Penerima Bansos Ditetapkan Tiap Bulan untuk Hindari Penyimpangan

Nasional
Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Jokowi Pastikan Perpanjang Izin Ekspor Konsentrat Tembaga PT Freeport

Nasional
Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Risma Ingatkan Kepala Dinsos Se-Indonesia, Jangan Rapat Bahas Fakir Miskin di Hotel

Nasional
Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Kasus Korupsi Rumdin, KPK Cecar Kabag Pengelola Rumah Jabatan DPR soal Aliran Dana ke Tersangka

Nasional
KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

KPU Sebut Pemindahan 36.000 Suara PPP ke Garuda di Jabar Klaim Sepihak, Harus Ditolak MK

Nasional
Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Ketua KPU Ditegur Hakim saat Sidang Sengketa Pileg di MK: Bapak Tidur, Ya?

Nasional
Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis Disebut Diperlukan, Proyek Mercusuar Perlu Pengawasan

Nasional
Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Kapolri Beri Penghargaan ke 11 Personel di Pegunungan Bintang, Papua

Nasional
Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Pegawai Kementan Bikin Perjalanan Dinas Fiktif demi Penuhi Kebutuhan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com