Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cukur Gundul, Cara Nusron Wahid dan GP Ansor Syukuri Kemenangan Jokowi-JK

Kompas.com - 23/07/2014, 06:18 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ungkapan syukur Organisasi Gerakan Pemuda Ansor di Jakarta atas penetapan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pemilu Presiden 2014, Selasa (22/7/2014), tak hanya dilakukan dengan selawat. Aksi cukur gundul juga jadi ungkapan syukur mereka.

"Ini adalah nazar saya. Saya punya nazar kalau pilihan kami menang, saya yakin benar pilihan kita, saya punya nazar potong rambut bersama seribu banser," kata Ketua GP Ansor Nusron Wahid, Selasa malam.

Aksi Nusron bersama sejumlah koleganya itu dilakukan di Markas GP Ansor, di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa sore hingga malam. Mereka sudah berkumpul di sana sejak KPU melakukan proses rekapitulasi akhir suara Pemilu Presiden 2014.

Satu per satu kader GP Ansor dicukur rambutnya oleh para tukang cukur yang sudah bersedia di sana. Di belakang mereka, berkumandang dendang selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Bendera dan panji-panji kebesaran GP Ansor pun terus dikibarkan.

Selama rambutnya dipotong habis, Nusron terus menyampaikan salam dua jari. Bersama Nusron, tak kurang dari 200 kader GP Ansor yang turut menjalankan aksi potong rambut ini.

"Ini menandakan bahwa itu kembali pada fitrah yang suci. Kita menyongsong Indonesia baru, pemerintahan baru, dimaknai kepala yang baru (gundul). Ini (potong) rambut untuk (simbol) menghapus dosa-dosa. Kita ingin memulai babak baru, demokrasi baru, menciptkan clean government dan good governance," papar Nusron.

Nusron pun berharap pemimpin yang baru nanti tidak main-main dan menjadikan rakyat mainan. Di sela harapannya ini, dia mengucapkan selamat kepada Jokowi-JK karena sudah diteapkan menjadi presiden dan wapres terpilih.

"Harapan kami, jangan lupakan rakyat dan jangan tinggalkan rakyat. Ekspektasi rakyat begitu tinggi. Karena itu, harapan itu harus dikelola, dijaga, dimanfaatkan secara baik untuk kepentingan serta kemakmuran rakyat seluas-luasnya, bukan untuk kepentingan pribadi," ujar Nusron.

(Hasanudin Aco/Rendy Sadikin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Terima Kunjungan Delegasi Jepang, Kepala BNPT Perkenalkan Program Deradikalisasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com