Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Dinilai Tak Punya Kader Mumpuni untuk Jadi Oposisi

Kompas.com - 17/07/2014, 12:40 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Ari Sudjito, mengatakan, Partai Demokrat kemungkinan akan bergabung dengan koalisi pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla jika pasangan tersebut dinyatakan sebagai pemenang pilpres nantinya. Pasalnya, kubu Jokowi-JK dianggap masih membutuhkan dukungan untuk membangun kekuatan di parlemen nantinya.

"Bisa saja ada kompromi. Kalau Demokrat tidak menuntut transaksi," ujar Ari, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (17/7/2014).

Ari mengatakan, partai-partai pendukung dalam koalisi Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sangat rentan untuk berpindah haluan karena koalisi tersebut bersifat pragmatis. Indikasi tersebut, kata dia, sudah mulai terlihat pada Partai Demokrat.

Sejak masa pemilihan presiden, kata Ari, Demokrat telah memainkan politik dua kaki. Hal itu terlihat dari adanya kader Demokrat yang mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla maupun Prabowo-Hatta.

Ari menambahkan, Demokrat belum memiliki pengalaman untuk menjadi partai oposisi. Selain itu, kata dia, Demokrat juga tidak memiliki kader-kader yang mumpuni untuk berperan sebagai tokoh oposisi.

"Partai Demokrat kalau mau oposisi tidak punya sumber daya manusia yang mumpuni. Tidak punya pengalaman jadi partai oposisi," ujar Ari.

Terkait hubungan Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ari berpendapat, hal itu bisa diatasi dengan kompromi yang dilakukan antar-kedua belah pihak.

Menurut dia, selama Demokrat tidak melakukan politik transaksional, koalisi tersebut akan bisa menjadi kenyataan.

"Kalau soal SBY sama Mega, seiring tidak ada transaksi, kemungkinan itu bisa," ujar Ari.

Sebelumnya, Jokowi mengatakan bahwa akan ada dukungan baru dari partai di luar partai pengusungnya. (baca: Jokowi Berikan Sinyal Demokrat Ikut Bergabung?)

Koalisi Jokowi-JK masih kalah suara di parlemen 2014-2019. Koalisi itu terdiri dari PDI Perjuangan (18,95 persen suara pemilu legislatif, 109 kursi DPR), Partai Nasdem (6,72 persen, 35 kursi DPR), Partai Kebangkitan Bangsa (9,04 persen, 47 kursi DPR), dan Partai Hanura (5,26 persen, 16 kursi DPR). Jika dijumlah, pasangan tersebut memperoleh dukungan 39,97 persen suara atau 207 kursi DPR.

Tanpa Demokrat, pasangan Prabowo-Hatta didukung oleh lima parpol yang lolos ke DPR, yakni Partai Gerindra (11,81 persen, 73 kursi DPR), Partai Golkar (14,75 persen, 91 kursi DPR), Partai Amanat Nasional (7,59 persen, 49 kursi DPR), Partai Persatuan Pembangunan (6,53 persen, 39 kursi DPR), dan Partai Keadilan Sejahtera (6,79 persen, 40 kursi DPR). Jika dijumlah, pasangan tersebut memperoleh dukungan 292 kursi DPR.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com