Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alur Pindai Form C1 Sampai di Web KPU

Kompas.com - 13/07/2014, 14:50 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak formulir perolehan suara (formulir C1) yang ditampilkan di web Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan alamat pilpres2014.kpu.go.id menunjukan data yang aneh dan tidak valid.

KPU menyatakan tampilan tersebut masih dapat diganti dengan data yang sebenarnya. "Itu bukan data resmi yang akan dihitung. Itu hanya data pendamping," ujar Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah di gedung KPU, Minggu (13/7/2014).

Dia menjabarkan, setiap kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di tingkat tempat pemungutan suara hanya menerbitkan satu formulir C1 folio berhologram dan lima formulir C1 salinan.

Masing-masing salinan tersebut diberikan kepada saksi dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang hadir di TPS, pengawas pemilu lapangan (PPL), KPU kabupaten/kota dan satu ditempel di desa/kelurahan oleh panitia pemungutan suara (PPS).

Sedangkan formulir yang dipindai dan ditampilkan di situs KPU adalah formulir yang diserahkan kepada KPU kabupaten/kota. Formulir tersebut diserahkan melalui panitia pemilihan kecamatan (PPK).

Jadi, KPPS menyerahkan salin C1 kepada PPK untuk diberikan kepada KPU kabupaten/kota. Ferry menuturkan, pemindaian dilakukan oleh petugas KPU kabupaten/kota. Pemindaian, ujar dia, dilakukan tanpa pengecekan ulang.

"Karena kan bukan data yang di-scan itu yang akan dipakai untuk proses rekapitulasi. Tidak ada kewajiban KPU kabupaten/kota meghitung ulang itu. Nanti data yang untuk direkap dikirim dan dihitung secara berjenjang dari KPPS, PPS, PPK lalu kabupaten/kota," kata Ferry.

Dia mengatakan, jika kemudian masyarakat menemukan ada kejanggalan data yang ditampilkan di web, KPU segera mengklarifikasi dan mengunggah data yang sebenarnya.

Sebelumnya, sejumlah pindaian formulir C1 yang diunggah di situs kpu.go.id menampilkan data yang tidak valid. Pantauan Kompas.com terdapat kejanggalan mulai dari formulir C1 yang menampilkan kolom dengan jumlah suara kosong alias yang tidak terisi, rincian penjumlahan yang salah, hingga tidak lengkapnya tandatangan baik oleh anggota Kelompok Penyelenggara Pemilu (KPPS) dan saksi kedua pasangan calon.

Sedikitnya ada enam Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang memuat pindaian formulir C1 dengan rincian perolehan suara kosong.

Enam TPS tersebut yakni TPS 9, Mekarsari, Neglasari, Tangerang, Banten, TPS 1 Bangun Jiwo, Kasihan, Bantul, DIY, TPS 8, Lemo, Teluk Naga, Tangerang, Banten.

TPS 21 Kreo, Larangan, Tangerang, Banten, TPS 1 Ambara, Dungaliyo, Gorontalo, Gorontalo, TPS 01, Rancaekek Wetan, Rancaekek, Bandung, Jawa Barat dan TPS 01, Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat, DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah Presidential Club, Prabowo: Enggak Usah Bikin Club, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati Jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com