Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika SBY "Turun Gunung", Prabowo-Hatta Diprediksi Menang

Kompas.com - 01/07/2014, 10:11 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Deklarasi dukungan Partai Demokrat terhadap pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa, dinilai hanya akan memberikan efek elektoral yang tidak terlalu tinggi dalam pemilu presiden mendatang.

Namun, apabila Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) "turun gunung" menunjukkan dukungannya kepada pasangan nomor satu itu, maka Prabowo-Hatta diprediksi bisa menang. Pasalnya, konstituen Demokrat saat ini masih sangat bergantung pada sosok SBY.

“Kalau SBY-nya turun, iya bisa menang karena Demokrat hingga hari ini adalah SBY. Kalau SBY turun dan meyakinkan masyarakat pendukungnya, wong owner-nya dia, maka dukungan itu akan bisa didapat oleh pasangan Prabowo-Hatta,” ujar peneliti LIPI Siti Zuhro saat dihubungi, Senin (30/6/2014).

Siti menilai, jika SBY tidak turun gunung, maka efeknya tidak terlalu luar biasa bagi pasangan calon Prabowo-Hatta. Dilihat dari gaya berpolitik SBY yang tidak suka langsung menunjukkan pilihannya, Siti berpandangan, SBY akan lebih dulu memercayakan upaya pemenangan kepada Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) atau Wakil Ketua Majelis Tinggi Demokrat Marzuki Alie.

“SBY akan meminta Ibas atau pun Marzuki Alie untuk berada di garda terdepan. Kalau masih kurang, dia baru akan menunjukkan diri. Ini efeknya bisa luar biasa,” imbuh Siti.

SBY, lanjut Siti, mungkin saja akan muncul mendukung Prabowo-Hatta pada tikungan terakhir menjelang kampanye berakhir. Jika SBY sudah turun gunung, ditambah dengan kekuatan mesin partai-partai besar seperti Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Persatuan Pembangunan, maka akan semakin mengokohkan upaya pemenangan Prabowo-Hatta.

Jika dilihat dari soliditas mesin partai, Siti melihat koalisi pengusung Prabowo-Hatta lebih unggul dibandingkan koalisi yang dibangun pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Alasannya, Siti melihat mesin parpol pendukung Prabowo-Hatta bergerak turun ke konstituennya.

“Tak hanya itu, tokoh-tokoh partai pendukung Prabowo-Hatta juga bergerak sendiri-sendiri membuat komunitas dukungan. Ini yang harus diwaspadai Jokowi-JK yang saat ini posisinya sudah terlihat mentok dalam survei-survei,” ucap Siti.

Sebelumnya, Demokrat resmi menyatakan dukungan kepada Prabowo-Hatta. Dengan demikian, sudah ada tujuh parpol pendukung Prabowo-Hatta. Enam partai lain, yakni Gerindra, PAN, Golkar, PKS, PPP, dan PBB.

Sementara itu, pasangan Jokowi-JK "hanya" diusung lima partai, yakni PDI-P, Nasdem, Hanura, PKB, dan PKPI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Imigrasi Tangkap DPO Penyelundupan Manusia, Kerjasama dengan Istri Pelaku

Nasional
Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com