JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Tim Pemenangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Tjahjo Kumolo, tak ingin terlalu berpatokan pada hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga. Baginya, kerja konkret dan terjun langsung ke lapangan dianggap lebih penting ketimbang sibuk memikirkan hasil survei elektabilitas menjelang Pilpres.
Tjahjo menjelaskan, survei dilakukan di waktu dan kondisi yang berbeda. Angkanya bisa turun atau naik dipengaruhi oleh kondisi sosial saat survei dilakukan. Ia mengambil contoh hasil survei Indo Barometer yang menyatakan elektabilitas Jokowi dengan capres Prabowo Subianto terpaut tipis.
Menurut Tjahjo, hal itu terjadi karena survei dilakukan setelah Jokowi digempur oleh sejumlah fitnah.
"Hasil survei itu dilakukan saat puncak serangan hitam, pasti berpengaruh terhadap dinamika persepsi masyarakat," kata Tjahjo, dalam keterangan tertulis, Minggu (29/6/2014).
Lebih jauh, Tjahjo yakin masyarakat pemilih yang belum menentukan pilihan pada akhirnya akan menjatuhkan pilihannya pada Jokowi-JK. Hal itu dianggapnya sesuai dengan karakter ketimuran orang Indonesia, dan tercermin dalam serangkaian kampanye yang di seluruh daerah.
"Ketika melihat keterangan politik makin kuat, masyarakat Indonesia ada kecenderungan untuk menyembunyikan pilihannya. Suara diam itu lebih menunjukkan dukungan untuk Pak Jokowi," ujarnya.
Survei Indo Barometer menunjukkan, pasangan Jokowi-JK masih unggul dengan elektabilitas sebesar 46,0 persen. Sementara pasangan Prabowo-Hatta mendapatkan 42,6 persen. Sisanya, sebanyak 8,3 persen belum memutuskan pilihan.
Mereka yang merahasiakan pilihan sebesar 1,3 persen dan responden yang mengaku tidak tahu atau tidak menjawab sebesar 1,7 persen. Sisanya 0,1 persen responden memutuskan untuk tidak memilih. Survei ini dilakukan pada tanggal 16-22 Juni 2014 di 33 provinsi dengan jumlah responden sebesar 1200 orang. Margin of error kurang lebih 3,0 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sebelumnya, survei Lingkaran Survei Indonesia, pasangan Jokowi-JK masih berada di posisi teratas dengan tingkat dukungan 45 persen. Sementara Prabowo-Hatta mendapat dukungan 38,7 persen.
Adapun survei Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI), elektabilitas Jokowi-JK unggul dengan 43 persen, sementara Prabowo-Hatta mendapat 34 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.