"Dalam konteks Jokowi, drone itu dibeli tentu bukan dimaksudkan untuk berperang, melainkan mengamankan wilayah maritim Indonesia yang selama ini kekayaan alamnya dijarah orang asing," ujar Poempida dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (26/6/2014).
Poempida menjelaskan, penggunaan drone akan meminimalisasi kerugian negara atas eksploitasi sumber daya alam ilegal yang ditaksir mencapai Rp 300 triliun per tahun. Drone akan berfungsi sebagai "mata-mata" untuk mengawasi situasi darat maupun permukaan laut.
Poempida mengatakan, drone tersebut akan dilengkapi kamera canggih yang mampu memperbesar gambar hingga 200 kali sehingga pergerakan sekecil apa pun akan terpantau.
Dalam suatu diskusi di Jakarta, mantan politisi Golkar itu menjelaskan, ukuran drone sekitar satu per delapan dari ukuran pesawat tempur biasa. Harganya pun, kata Poempida, relatif murah, yakni Rp 20 miliar per unit, tergantung pada perlengkapan yang dipasang pada drone tersebut. "Hitung-hitungan saya, kalau Jokowi serius, akan ada 100 drone kita sebar yang meng-cover seluruh wilayah. Dibandingkan dengan potensi kehilangan sumber daya, ini lebih murah," ujarnya.
Poempida menyebutkan keuntungan Indonesia menggunakan drone, seperti memantau lokasi-lokasi yang rawan terjadi pencurian sumber daya alam, mendeteksi hutan gundul, dan juga membedakan sumber daya mineral. "Malam hari bisa night vision, jadi di daerah perbatasan bisa dikontrol kapan saja," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.