Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bila Beredar, Edisi Ketiga "Obor Rakyat" Bisa Jadi Bukti Pelengkap

Kompas.com - 24/06/2014, 05:24 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bila sampai terbit dan beredar ke masyarakat, edisi ketiga Obor Rakyat disebut dapat menjadi bukti pelengkap penyidikan, termasuk untuk menetapkan para oknum di balik layar penerbitannya sebagai tersangka.

"Penerbitan (edisi) berikutnya melengkapi pembuktian kalau ternyata kontennya masuk ke kategori pidana," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Ronny Sompie, di Mabes Polri, Senin (23/6/2014) malam.

Pernyataan Ronny merupakan tanggapan atas rancangan halaman depan dari edisi ketiga Obor Rakyat. Dummy tersebut dipamerkan Setyardi Budiono, Pemimpin Redaksi Obor Rakyat, seusai diperiksa di Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Senin siang.

Setyardi mengatakan, tim redaksi Obor Rakyat tengah merampungkan edisi ketiga tabloid itu. Dia masih diperiksa sebagai saksi dalam perkara yang dilaporkan tim hukum pasangan calon presiden-wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla terkait peredaran tabloid tersebut.

Sebelum menaikkan status saksi sebagai tersangka, kata Ronny, Polri akan terlebih dahulu menyelidiki apa yang menjadi motif Setyardi "ngotot" menerbitkan tabloid tersebut. Menurut dia, bila motifnya sama dengan tindak pidana yang sekarang sedang disidik, maka edisi ketiga tabloid itu akan menjadi pelengkap bukti.

"Kalau dia membuat lagi berarti kan ada motif. Di sanalah kita, apakah akan memperkuat pembuktian atau tujuannya untuk mencari upaya pembenaran. Penyidik menghadapi permasalahan yang harus dia (Setyardi) ungkap," kata Ronny.

Sebelumnya, Setyardi memperlihatkan halaman muka edisi ketiga Obor Rakyat kepada para wartawan yang ada di Mabes Polri. Konten pemberitaan Obor Rakyat masih terfokus pada sosok calon presiden Joko Widodo. Dia mengatakan, edisi ini belum disebarkan ke masyarakat.

"Belum, belum disebarkan. Ini baru dummy-nya," kata Setyardi. Dia pun mengatakan, edisi pertama dan kedua Obor Rakyat merupakan promosi untuk melihat reaksi publik. Mengenai topik yang diangkat untuk edisi ketiga, Setyardi masih berahasia. "Kontennya tetap kritis. Tagline kami, Indonesia bebas bicara. Harus begitu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com