JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Paramita Indonesia, Andi Asikin, mengatakan, keberadaan agama dalam politik merupakan dua hal yang tak dapat terpisahkan. Keduanya harus berjalan beriringan untuk dapat mewujudkan pemerintahan yang baik.
"Tidak ada pemisahan antara agama dan politik. Tidak bisa membahas agama tapi tidak berpolitik. Sebaliknya tidak juga bisa berpolitik tanpa mempertimbangkan nilai-nilai agama," kata Andi dalam diskusi yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia bertajuk "Pilihan Umat, Prabowo atau Jokowi?" di Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Andi mengatakan, masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam pada Pilpres 2014 ini sudah sadar bahwa sistem demokrasi yang dianut Indonesia merupakan jalan untuk mencapai kekuasaan. Untuk itu, mereka harus mencari calon pemimpin yang mampu mengurus mereka.
Sebagai contoh, ia mengatakan, parpol berbasis massa Islam masuk untuk mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres. Hal itu menunjukkan bahwa agama telah mengambil peran positif pada pemilu ini.
"Sekarang tingkat kesadaran umat sudah terbaca. Kenapa masih terpuruk? Kenapa masih ada korban? Mereka ingin ada perubahan. Dan ketika terpilih calon yang didukung, mereka akan tetap mengawal janji-janjinya saat kampanye," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.