"Apakah yang didukung penuh media itu pasti menang? Coba kita lihat Win-HT, 24 jam beriklan dan diberitakan, tapi Hanura cuma dapat 6 persen," kata Obsatar dalam sebuah diskusi di Jakarta, Kamis (19/6/2014).
Menurut Obsatar, kondisi yang dialami Win-HT itu menandakan masyarakat sudah tidak bisa dipengaruhi dengan publikasi yang ada di media massa. Masyarakat mengetahui kalau dua pasangan capres saat ini, baik Prabowo Subianto-Hatta Rajasa maupun Joko Widodo-Jusuf Kalla, sama-sama mengandalkan media massa sebagai bentuk publikasi. "Rakyat sudah cukup cerdas untuk mengetahui kalau Metro TV dukung Jokowi dan TV One serta MNC Group dukung Prabowo," ujarnya.
Obsatar juga mengkritik Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang tidak tegas dalam mengawasi dan menindak media massa yang berpihak. "KPI buntu, tidak bisa berbuat apa-apa, seakan-akan mereka sudah menyerah melihat keberpihakan media sekarang ini," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.