Menurut Jay, dari suara Prabowo, ia terlihat lebih emosional, sementara Jokowi dinilai lebih santai dan rileks.
"Prabowo mengawali acara dengan tone suara rendah. Tapi, begitu ditanya HAM, tone suara meninggi," ujarnya dalam bincang santai di Media Center JKW4P, Jalan Cemara Nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/6/2014).
Suara yang dihasilkan pita suara mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu bergetar. Terkadang, suaranya disertai serak dan seperti suara tercekat. Jay berpendapat, tone suara demikian merupakan cerminan gangguan emosional Prabowo, seperti ada kemarahan yang tertahan.
Prabowo, disebut Jay, mengalami konflik psikologis internal. Menurut dia, dari suara yang dikeluarkannya, Prabowo cemas atas pertanyaan tentang HAM.
Lantas, bagaimana dengan Jokowi? Berbeda dengan Prabowo, tone suara Jokowi cenderung datar dan rileks. Ia hanya menekankan intonasinya pada hal-hal yang dianggapnya prinsipil. Jay berpendapat, suara Jokowi dalam debat nyaris tak ada bedanya dengan bicara sehari-hari.
"Jokowi hanya memaparkan apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Hal yang biasa dan wajar menurut dia. Oleh sebab itu, selayaknya orang bertutur, tidak perlu penekanan suara khusus," ujar Jay.
Dengan telaah ini, ia berpendapat, tone suara Jokowi diprediksi lebih jujur daripada Prabowo. Meski Prabowo tumbuh dan berkembang di kalangan militer yang cenderung tegas, sementara Jokowi berasal dari Jawa sehingga cenderung bicara lebih pelan, hal itu tidak dapat dijadikan patokan untuk menilai seseorang jujur atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.