Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Abu Vulkanik Belum Reda, Sumba Timur Juga Kehabisan Masker

Kompas.com - 31/05/2014, 13:41 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

WAINGAPU, KOMPAS.com - Bupati Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Gidion Mbiliyora mengatakan, saat ini di wilayahnya kehabisan masker untuk menutupi hidung dan mulut akibat hujan abu vulkanik dari letusan gunung Sangaengapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jumat (30/5/2014).

“Kita sudah bagi-bagikan masker kepada masyarakat terutama anak sekolah. Tapi karena terbatas maka masker yang tersedia di Kota Waingapu habis. Jumlah warga di Waingapu saja lebih dari 50.000 orang, belum lagi lima kecamatan lainnya yang kena abu. Kita sudah pesan di Kupang,” kata Gidion di Waingapu, Sabtu (31/5/2014).

Ia mengatakan, ada enam kecamatan di wilayahnya yang terpapar abu vulkanik. Selain membagikan masker, kata Gidion, pemerintah kabupaten telah menyiagakan rumah sakit umum daerah setempat untuk menjaga kalau ada warga yang terkena dampak.

“Sampai sejauh ini, belum ada kerusakan tanaman maupun rumah atau warga yang terkena gangguan saluran pernapasan namun begitu kita tetap akan selalu waspada,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, hujan abu vulkanik akibat meletusnya Gunung Sangeangapi di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat petang, menyebar hingga ke Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur. Warga dikejutkan dengan hujan abu yang menerpa Desa Palakahembi pada pukul 22.00 Wita.

"Kami baru pulang doa rosario dan rasa ada hujan abu begitu. Kami coba cek ternyata betul, dan masih hujan abu sampai sekarang," kata Yohanes Hede, warga Desa Palakahembi, ketika menghubungi Kompas.com, Jumat malam.

Menurut Yohanes, warga yang baru kali pertama melihat hujan abu lantas panik, apalagi setelah warga mendapati banyak tumpukan abu di atas seng rumah, lalu sebagian lagi menempel di tanaman dan jemuran.

"Sampai sekarang hujan abu masih berlangsung,”ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com