Pujian itu disampaikan JK usai melantik tim pemenangan di Sumatera Utara, Jumat (31/5/2014), yang terdiri dari pimpinan parpol pengusung tingkat provinsi.
Menurut JK, Jokowi merupakan sosok yang memiliki pengalaman dan kepemimpinan yang jujur sehingga mampu mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, terutama di Solo dan DKI Jakarta. Kondisi itu dapat dilihat dari keberhasilan Jokowi membangun Solo dan dipercaya memangku jabatan wali kota sebanyak dua periode.
Bahkan, ketika berkompetisi untuk meraih jabatan Wali Kota Solo pada periode kedua, Jokowi mampu meraih dukung 90 persen.
"Itu artinya dia jujur, mampu, dan dipercaya. Tidak ada orang yang dipilih kembali jika tidak jujur, mampu, dan dipercaya," kata JK seperti dikutip Antara.
Dalam pelantikan tim pemenangan tersebut, JK juga memuji Megawati yang dinilai mampu menunjukkan sikap sebagai seorang negarawan. Ia mengatakan, dari fenomena selama ini, cukup banyak parpol yang ingin mengajukan capres meski akhirnya terbukti meraih dukungan yang minim dalam Pemilu Legislatif.
Namun, Megawati justru mencalonkan orang lain sebagai capres dan cawapres meski parpol yang dipimpinnya menjadi pemenang Pemilu 2014.
"Parpol yang meraih sedikit dukungan ingin mengajukan capres. Sedangkan sebagai pemenang Pemilu, Megawati justru mengusulkan Jokowi," kata politisi Partai Golkar itu.
Dalam kesempatan itu, mantan Wakil Presiden itu juga mengklarifikasi isu yang menyebutkan adanya dualisme kepemimpinan jika menang dalam pilpres nantinya. Istilah "dua matahari" muncul saat JK menjadi Wapres mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2004-2009.
"Tidak akan ada 'dua matahari' kalau Jokowi terpilih, tetapi kami ingin matahari menciptakan yang lebih bersinar," kata JK.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.