Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasek: Demokrat Harus Minta Maaf dan Beri Empati ke Peserta Konvensi

Kompas.com - 22/05/2014, 15:32 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika menilai, seharusnya 11 peserta konvensi Calon Presiden (Capres) Demokrat mendapat suatu bentuk penghargaan khusus. Khususnya, kepada pemenang konvensi Capres Demokrat, Dahlan Iskan.

Pasalnya, berkat kinerja dan perjuangan ke-11 peserta ini, menurut mantan Ketua Komisi III DPR RI ini, Partai Demokrat mendapat 61 kursi DPR RI dengan perolehan suara pemilu 2014 sebanyak 10 persen.

Penghargaan ini perlu diberikan, karena Partai Demokrat juga tidak memperjuangkan pemenang konvensi Capres untuk berkompetisi pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 mendatang.

"Ini jasa beliau-beliau ini kan harus dikenang. Minimal dikasih piagam lah mereka. Mestinya dikasih piagam penghargaan atau trofi sebagai pemenang konvensi, meskipun tidak bisa masuk piala Champions. Aturannya harus ada empati dari Demokrat. Beliau-beliau ini kan ada yang bukan dari Demokrat," ucap Pasek di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (22/5/2014), seperti dikutip Tribunnews.com.

Caleg terpilih untuk DPD RI ini pun meminta maaf kepada seluruh peserta Konvensi lantaran partainya tidak mampu memperjuangkan mereka berlaga dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli mendatang. Mewakili Partai Demokrat, Pasek ingin menunjukkan teladan politik santun kepada publik terkait hal ini.

"Karena politik yang santun itu adalah politik yang berani meminta maaf, ketika sudah membuat orang lain susah," katanya.

Pasek menambahkan, Partai Demokrat sudah memanfaatkan seluruh peserta konvensi untuk meningkatkan elektabilitas. Dia mencontohkan Ketua DPR RI Marzuki Alie, yang karena perjuangannya berkompetisi di konvensi, banyak meninggalkan Daerah Pemilihannya (Dapil). Alhasil, Marzuki tak kembali bisa duduk sebagai anggota DPR RI pada periode 2014-2019.

"Kalau pak Dahlan Iskan sebagai pemenang konvensi, dengan modal 10 persen lebih, ternyata kalah dengan Jusuf Kalla yang tidak punya persentase parlemen treshold untuk komunikasi politiknya," ujar politisi asal Bali itu.

"Karena itu, kita harus minta maaf. Harus gentle kita minta maaf. Karena yang lain tidak ada yang minta maaf dan dibiarkan begitu saja, saya lah yang minta maaf. Minimal ada yang minta maaf dari Demokrat, biar ada yang menghibur beliau-beliau itu," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Bus Rombongan Siswa SMK Terguling di Subang, Kemendikbud Minta Sekolah Prioritaskan Keselamatan dalam Berkegiatan

Nasional
Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Saat DPR Bantah Dapat Kuota KIP Kuliah dan Klaim Hanya Distribusi...

Nasional
Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Hari Kedua Kunker di Sultra, Jokowi Akan Tinjau RSUD dan Resmikan Jalan

Nasional
Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi 'King Maker' atau Maju Lagi

Serba-serbi Isu Anies pada Pilkada DKI: Antara Jadi "King Maker" atau Maju Lagi

Nasional
Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Diresmikan Presiden Jokowi, IDTH Jadi Laboratorium Pengujian Perangkat Digital Terbesar dan Terlengkap Se-Asia Tenggara

Nasional
Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Hujan Lebat yang Bawa Material Vulkanis Gunung Marapi Perparah Banjir di Sebagian Sumbar

Nasional
Pemerintah Saudi Tambah Layanan 'Fast Track' Jemaah Haji Indonesia

Pemerintah Saudi Tambah Layanan "Fast Track" Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Banjir Luluh Lantakkan Sebagian Sumatera Barat, Lebih dari 40 Orang Tewas

Nasional
Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Berkaca Kecelakaan di Ciater, Polisi Imbau Masyarakat Cek Dulu Izin dan Kondisi Bus Pariwisata

Nasional
Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Dugaan SYL Memeras Anak Buah dan Upaya KPK Hadirkan 3 Dirjen Kementan Jadi Saksi

Nasional
Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Jokowi Santap Nasi Goreng dan Sapa Warga di Sultra

Nasional
Prabowo Klaim Serasa Kubu 'Petahana' Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Prabowo Klaim Serasa Kubu "Petahana" Saat Pilpres dan Terbantu Gibran

Nasional
Prabowo Mengaku Diuntungkan 'Efek Jokowi' dalam Menangi Pilpres

Prabowo Mengaku Diuntungkan "Efek Jokowi" dalam Menangi Pilpres

Nasional
Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Bantah Menangi Pilpres akibat Bansos, Prabowo: Tuduhan Kosong

Nasional
[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta 'Uang Pelicin' ke Kementan

[POPULER NASIONAL] Reaksi Usai Prabowo Tak Mau Pemerintahannya Diganggu | Auditor BPK Minta "Uang Pelicin" ke Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com