"Ya kira-kira begitulah. Tapi, kalau saya lihat di hasil pemilu terakhir, hampir 42 persen orang Golkar memilih Jokowi. Mungkin kalau JK masuk, nanti lebih besar ya," kata Luhut di Jakarta, Selasa (20/5/2014).
Namun, Luhut tidak menyebutkan lembaga survei yang menjadi rujukannya. Luhut memilih sikap berbeda dengan garis partai. Golkar mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Luhut cenderung memberikan dukungannya kepada pasangan Jokowi-Kalla.
Luhut mengatakan, ia telah meminta izin kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie atas pilihannya ini. Akan tetapi, tegasnya, ia masih berada di Partai Golkar. Luhut mengaku tak takut dikeluarkan dari Golkar karena pilihannya yang berbeda.
"Saya tetap di Golkar, tidak ada yang mengeluarkan saya, kecuali saya," sambungnya.
Luhut juga mengatakan bahwa persahabatannya dengan Aburizal akan tetap terjalin dengan baik meski berbeda pandangan politik. Menurut Luhut, dia memilih untuk mendukung Jokowi karena menganggap Gubernur DKI Jakarta itu lebih baik dibandingkan Prabowo.
Sesama tokoh militer, Luhut mengaku tahu betul latar belakang Prabowo. Dia juga mengaku telah mendapatkan dukungan dari jenderal purnawirawan senior terkait keputusannya ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.