Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Golkar yang Pilih Pramono Edhie

Kompas.com - 17/05/2014, 17:51 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan bahwa Partai Golkar-lah yang memilih peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Pramono Edhie Wibowo, untuk diusung sebagai bakal calon wakil presiden koalisi poros ketiga.

Dengan demikian, muncullah wacana untuk memasangkan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakri dengan Pramono dalam pilpres mendatang.

"Kalau Pramono, iya mereka yang menyebut," kata Syarief di Jakarta, Sabtu (17/5/2014).

Wacana memasangkan Aburizal dengan Pramono Edhie ini muncul dalam pertemuan Tim 6 yang terdiri dari perwakilan Golkar, yakni MS Hidayat, Agung Laksono, dan Idrus Marham; serta perwakilan Demokrat, yakni Syarief Hasan, Jero Wacik, dan Edhie Baskoro Yudhoyono.

Kendati demikian, Syarief menegaskan bahwa koalisi Demokrat dengan Golkar ini kemungkinan belum final. Belum ada titik temu di antara kedua partai mengenai calon presiden yang akan diusung.

Menurut Syarief pula, Partai Demokrat menginginkan Menteri Perindustrian MS Hidayat untuk diusung sebagai bakal calon presiden. Sementara itu, opsi yang diajukan Partai Golkar sebagai bakal capres adalah Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie.

Menteri Koperasi dan UKM itu juga mengatakan bahwa Demokrat tidak memiliki posisi tawar untuk memilih capres, mengingat perolehan suaranya dalam pemilu legislatif hanya 10,19 persen.

Jika berkoalisi dengan partai yang perolehan suaranya lebih tinggi, kata Syarief, maka partai yang lebih tinggi itulah yang berhak mengajukan capres.

Dalam kerja sama politik, menurut Syarief, Demokrat hanya bisa menawarkan nama-nama untuk diusung sebagai cawapres. Ada 11 nama peserta Konvensi Capres Partai Demokrat yang dinilainya patut dipertimbangkan, termasuk pemenang konvensi, Dahlan Iskan.

"Kalau menentukan cawapres, silakan capresnya, kami hanya mendorong. Misalnya, dari 11 itu, ada kader B, kami lihat kader ini bagus, ya silakan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Kesaksian JK dalam Sidang Karen Agustiawan yang Bikin Hadirin Tepuk Tangan...

Nasional
DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

DPR Tunggu Surpres Sebelum Bahas RUU Kementerian Negara dengan Pemerintah

Nasional
Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nurul Ghufron Akan Bela Diri di Sidang Etik Dewas KPK Hari Ini

Nasional
Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Prabowo Nilai Gaya Militeristik Tak Relevan Lagi, PDI-P: Apa Mudah Seseorang Berubah Karakter?

Nasional
Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Hadir di Dekranas Expo 2024, Iriana Jokowi Beli Gelang dan Batik di UMKM Binaan Pertamina

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Jokowi Ucapkan Selamat ke PM Baru Singapura Lawrence Wong

Nasional
Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Seputar Penghapusan Kelas BPJS dan Penjelasan Menkes...

Nasional
Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Konflik Papua: Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

Nasional
Para 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Para "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah serta Deretan Aset yang Disita

Nasional
Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Soal Kelas BPJS Dihapus, Menkes: Dulu 1 Kamar Isi 6-8 Orang, Sekarang 4

Nasional
Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Babak Baru Kasus Vina Cirebon: Ciri-ciri 3 Buron Pembunuh Diungkap, Polri Turun Tangan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com