Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat Tunggu Golkar...

Kompas.com - 16/05/2014, 21:20 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrat kembali menyatakan harapan bisa membentuk poros ketiga bersama Partai Golkar. Menurut Demokrat, Partai Golkar adalah satu-satunya calon mitra koalisi yang paling realistis saat ini untuk membentu poros tersebut. Demokrat akan menunggu hasil rapat pimpinan nasional Partai Golkar yang akan digelar akhir pekan ini.

"Golkar ini kan masih ada nama Ical (Aburizal Bakrie, red), tapi kami sebenarnya sreg dengan nama Sultan. Beliau kan Golkar juga. Jadi rapimnas Golkar nanti sangat menentukan. Kami menunggu," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan di kantor DPP Partai Demokrat, Jumat (16/5/2014).

Ramadhan melihat peluang Partai Demokrat membuat poros ketiga ini cukup kuat. Menurut dia, keinginan masyarakat untuk munculnya calon alternatif masih tinggi. "Rakyat, 30 persen ingin ada capres alternatif. Kalau ada yang minat, ayo. Kami rela tidak jadi capres, tapi kalau diminta untuk salah satu peserta konvensi jadi wapres, monggo."

Saat ini, Partai Demokrat dan Partai Golkar mulai intensif melakukan komunikasi. Partai Demokrat menugaskan tiga pengurus partainya yakni Syarief Hasan, Jero Wacik, dan Edhie Baskoro Yudhoyono. Sementara itu, Partai Golkar menugaskan Sharif Cicip Sutarjo, Agung Laksono, dan Idrus Marham.

Menurut Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik, lobi di antara dua partai ini memberikan sinyal yang positif. "Ada sinyal bagus," sebut Syarief. Namun, Syarief enggan berkomentar lebih jauh soal siapa calon presiden dan wakil presiden yang akan diusung Partai Demokrat dan Partai Golkar.

Sebelumnya, Partai Demokrat mewacanakan nama politisi Partai Golkar, Sultan Hamengkubuwono X. Namun, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu mengaku belum pernah ada komunikasi apa pun dari Partai Demokrat soal wacana itu.

Pada 18 Mei 2014, baik Partai Demokrat maupun Partai Golkar, akan sama-sama menjalankan rapimnas. Partai Demokrat menggelar rapimnas untuk mendengarkan aspirasi kadernya soal posisi partai dalam pemilihan presiden.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono membuka dua opsi bagi partainya. Opsi pertama, Partai Demokrat akan membentuk poros baru. Pilihan kedua, Partai Demokrat tidak masuk dalam poros apa pun dan menjadi pemain pasif.

Adapun rapimnas Partai Golkar diperkirakan akan menjadi ajang pertarungan bakal calon presiden yang akan diusung partai ini. Kinerja Aburizal sebagai Ketua Umum Partai Golkar yang sebelumnya ditetapkan sebagai bakal calon presiden diperkirakan digoyang posisinya.

Kalangan internal Partai Golkar mengecam Ical karena elektabilitasnya yang tetap saja stagnan sejak ditetapkan menjadi bakal calon presiden. Selain itu, kinerja Ical dianggap buruk yang membuat Partai Golkar tak menjadi pemenang pemilu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com