Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Infanteri Modern: Burung Elektronik hingga Senapan Laser

Kompas.com - 05/05/2014, 16:25 WIB


KOMPAS.com - BERAGAM produk teknologi maju dikembangkan TNI Angkatan Darat sejak dua tahun terakhir. Kapal komando cepat, wahana terbang tanpa awak beraneka bentuk yang dijadikan ”mata” bagi pasukan di darat, wahana sejenis helikopter dengan rotor vertikal dan horizontal, gyrocopter, radio komunikasi, satelit mini, hingga senapan latih dengan sinar laser dikembangkan Badan Litbang TNI AD bersama mitra kampus dan kelompok hobi, seperti komunitas aeromodelling.

Dalam pameran di Pantai Ancol, Jakarta, pekan lalu, pelbagai produk riset tersebut dipamerkan dan diperagakan kegunaannya. Pada salah satu meja terdapat sejumlah senapan varian SS-1 dan beragam jenisnya buatan PT Pindad Bandung (mengadopsi FNC Herstal-Belgia), yang dikonversi dengan baterai dan laser sebagai sarana latihan. Sebuah target dipasang dalam jarak 25 meter dan komputer serta perangkat perekam mendata setiap tembakan yang dilakukan.

”Untuk entakannya memang belum sekeras entakan asli senapan yang menggunakan amunisi hidup. Kami sedang siapkan versi yang lebih sempurna dengan entakan seperti senapan asli,” kata teknisi swasta penjaga stan tersebut. Secara fisik, bobot senapan tersebut memang sama dengan senapan asli karena dibuat dengan basis senapan SS-1 yang dimodifikasi.

Stan lain didominasi wahana terbang tanpa awak, mulai dari UAV buatan Balitbang TNI AD dengan Kampus Surya yang bisa dilengkapi dengan tangki cadangan untuk menambah jarak jelajah. Pesawat UAV buatan bersama Kampus Surya dan Balitbang TNI AD tersebut diklaim bisa terbang selama 8 jam dengan tangki tambahan dan bobot beban yang diangkut saat terbang mencapai 25 kilogram. Ketinggian jelajahnya 5 kilometer dan jangkauan jelajah 350 kilometer sehingga bisa menjadi ”mata” bagi pasukan infanteri di darat yang sedang bergerak di daerah operasi.

Ketika pameran statis berlangsung, sebuah wahana terbang multirotor melayang-layang dan sebuah UAV pada saat bersamaan terbang dan menampilkan gambar yang didapat kamera pengintai yang terpasang, lalu ditayangkan di dalam tenda pameran. Selebihnya, sejumlah kapal motor cepat, rigid inflatable boat, dengan pelapis anti peluru dan hovercraft berada di dermaga dekat tenda pameran.

Tidak lama kemudian, Fahmi, operator UAV berbahan rangka (mainframe) sejenis styrofoam dengan power plant motor listrik, menyiapkan wahana terbang tersebut untuk demonstrasi lebih lanjut.

”Saya berasal dari komunitas aeromodelling di Cibubur yang diajak bekerja sama dengan TNI. Senang sekali kemampuan kami bisa digunakan melayani negara dan masyarakat,” ujar dia.

Fahmi mengakui, tenaga baterai untuk motor listrik bisa dimodifikasi dengan memasang panel surya (solar cell) sehingga saat terbang sumber listrik terus dipasok dan pesawat tersebut bisa terbang berjam-jam.

Pengunjung juga menyaksikan wahana terbang tanpa awak yang diberi nama Flappy Bird, yang terbang mengepakkan sayap dan dilengkapi kamera. Siluet Flappy Bird di kejauhan terlihat persis seperti burung yang terbang sehingga diharapkan dapat digunakan menyusup ke daerah sasaran dengan baik. Sementara gyrocopter yang dipamerkan tidak melakukan penerbangan, tetapi hanya melakukan ground run, digerakkan di permukaan dengan menjalankan rotor vertikal.

Direktur Dinas Topografi TNI AD Brigadir Jenderal (TNI) Dedi Hadria, yang ditemui di sela-sela uji coba itu, mengatakan, pihaknya telah memproduksi wahana terbang multirotor dan sistem GPS Tracking yang dapat digunakan untuk mengarahkan pergerakan pasukan. Peta yang diambil dengan UAV buatan dalam negeri itu dipakai untuk memperbarui peta topografi hingga skala 1:2.000. Hasil pemetaan tersebut tidak saja digunakan oleh militer, tetapi juga bisa dipakai untuk survei swasta hingga rencana pembangunan pemerintah.

”Kami sudah gunakan untuk tanggap bencana juga di Gunung Sinabung dan Gunung Kelud. Kini, para operator wahana tanpa awak disiapkan di batalyon-batalyon. Kami akan melatih Kostrad,” kata Dedi.

Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Budiman menegaskan, proyek-proyek tersebut sudah dianggarkan untuk dilanjutkan pada tahun 2015. Proyek modernisasi TNI itu tidak akan terhenti karena adanya pergantian kepemimpinan dan sudah masuk dalam perencanaan modernisasi TNI AD hingga tahun 2019. (Iwan Santosa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com