Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atut Sangkal Telepon Wawan soal Uang untuk Akil Mochtar

Kompas.com - 25/04/2014, 08:45 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Rekaman percakapan telepon antara Gubernur Banten Atut Chosiyah dan adiknya, Tubagus Chaeri Wardana, diputar oleh jaksa penuntut umum di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (24/4/2014). Atut menyangkal membahas "jatah" uang untuk Ketua MK pada saat itu, Akil Mochtar, dalam pembicaraan tersebut.

"Saya sempat nelpon adik saya (Wawan), karena mau ambil hasil kesehatan dan saya minta masukan adik saya," ujar Atut saat bersaksi untuk terdakwa Susi Tur Andayani dalam perkara yang juga menjadikan Akil sebagai terdakwa dalam berkas berbeda.

Dalam perbincangan tersebut, Wawan menyinggung perihal uang yang rencananya diberikan kepada Akil untuk menangani sengketa pilkada Lebak. Saat diminta konfirmasi mengenai percakapan tersebut oleh hakim anggota, Atut mengaku tidak terlalu memahami ucapan Wawan.

"Saya enggak paham, enggak jelas karena saya konsen ke omongan yang akan saya kasih tahu ke Wawan soal kesehatan," kata Atut. Wawan juga menyebut nama Susi dalam percakapan itu. "Ini Susi bagaimana? Pak Akil sudah marah ini," ucap Wawan dalam rekaman.

Ditanya hal tersebut, lagi-lagi Atut mengaku tidak tahu. "Saat itu memang saya enggak fokus karena saya ingin Wawan datang untuk kepentingan saya," kilah Atut.

Perbincangan tersebut diakui Atut terjadi saat dia berada di Singapura. Atut berada di sana selama empat hari untuk cek kesehatan. Dia mengaku meminta Wawan menyusulnya untuk menemani.

Atut tidak membantah saat di Singapura itu dia sempat bertemu dengan Akil. Setelah pertemuannya di bandara karena kebetulan menumpangi pesawat yang sama, mereka juga bertemu di Hotel JW Marriot. "Pernah bertemu di JW Marriot sebentar saja karena Akil ada ketemu dengan teman-temannya."

Susi yang menjadi terdakwa dalam sidang ini adalah pengacara yang menangani sengketa Pilkada Lebak yang diajukan pasangan Amir Hamzah dan Kasmin. Dalam dakwaannya, dia menerima uang Rp 1 miliar dari alokasi Rp 3 miliar dari Wawan untuk diserahkan ke Akil. Uang tersebut belum sempat diserahkan ke Akil saat mereka ditangkap oleh penyidik KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Pakar Nilai Ide KPU soal Caleg Terpilih Dilantik Usai Kalah Pilkada Inkonstitusional

Nasional
Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Pakar Pertanyakan KPU, Mengapa Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada

Nasional
Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Ogah Kerja Sama, Gerindra: Upaya Rangkul Partai Lain Terus Dilakukan

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com