Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Ada Figur, Koalisi Parpol Islam Sulit Terjadi

Kompas.com - 23/04/2014, 10:34 WIB


SEMARANG, KOMPAS.com
- Pengamat politik Universitas Diponegoro, Semarang, Susilo Utomo menilai, wacana koalisi partai-partai politik Islam untuk menghadapi pemilu presiden mendatang sulit terjadi karena tak ada figur pemersatu antarparpol.

"Butuh figur pemersatu yang bisa diterima semua parpol di situ (koalisi). Sekarang siapa figur yang bisa mempersatukan kelompok-kelompok berbasis Islam?" kata Susilo di Semarang seperti dikutip dari Antara.

Pengajar FISIP Undip itu mengatakan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagai parpol berbasis Islam yang memiliki perolehan suara paling tinggi dalam Pemilihan Umum 2014 pun enggan bergabung dalam koalisi parpol Islam.

Menurut dia, keengganan PKB bergabung dalam koalisi parpol Islam, misalnya koalisi Indonesia Raya atau mirip poros tengah yang diwacanakan Amien Rais memang bisa dimaklumi. Pasalnya, ada pengalaman traumatis.

"PKB memiliki pengalaman traumatis dengan koalisi poros tengah, sebagaimana terjadi pada 1999. Poros tengah ketika itu mengusung Abdurrahman Wahid sebagai Presiden dan akhirnya justru menggulingkannya," katanya.

Pengalaman traumatis itu, kata dia, sedemikian membekas bagi kalangan warga Nahdlatul Ulama (NU), bahkan sampai ke akar rumput dan tidak bisa dihilangkan begitu saja hingga sekarang.

Oleh karena itu, kata dia, PKB sekarang ini cenderung memilih berkoalisi dengan parpol nasionalis ketimbang koalisi parpol Islam. Padahal, PKB merupakan parpol berbasis Islam dengan suara tertinggi.

"Belum lagi, konflik internal di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Terjadi faksionalisasi di tubuh PPP, antara kelompok Suryadharma Ali dan beberapa fungsionaris petinggi parpol," kata Susilo.

"Problem yang terjadi di PPP, kemudian sikap PKB yang jelas terang-terangan keberatan bergabung dengan koalisi parpol Islam tentu menjadikan kesolidan kekuatan parpol Islam sulit tercapai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com