“Yang namanya Rapimnas, Mukernas, Muktar atau Muktamar Luar Biasa, penyelenggaranya adalah ketua umum. Saya tidak merasa mengeluarkan undangan unutk pelaksanaan rapimnas semalan,” kata Suryadharma di kantor DPP PPP, Minggu (20/4/2014).
Suryadharma mengaku telah mengirimkan pesan singkat kepada para fungsionaris DPP PPP yang menyatakan bahwa ada persoalan di dalam internal parpol. Sehingga, ia mengambil alih seluruh kegiatan administrasi partai dan fungsi kepartaian lainnya.
Lebih jauh, ia mengatakan, bahwa pengambilalihan tersebut untuk meminimalisir kesimpangsiuran informasi dan administrasi yang ada. Jangan sampai, ada pihak lain yang dianggap tidak memiliki hak untuk mengambil keputusan justru mengambil keputusan.
“Jangan sampai ada wakil ketum menandatangani surat dengan sekjen, surat apapun atau ketua dengan wakil sekjen atau apapun, ini keadaan tidak biasa oleh karenanya, ini untuk sementara diambil alih,” tegasnya.
Kisruh di PPP berawal saat Suryadharma secara sepihak menghadiri kampanye akbar Partai Gerindra di Stadion Utama Gelora Bung Karno, dalam masa kampanye Pemilu Legislatif 2014 beberapa waktu lalu. Tindakan Suryadharma Ali yang datang dan mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden dianggap menyalahi hasil mukernas PPP.
Mukernas memutuskan akan menjalin komunikasi politik dengan delapan bakal capres yang ada. Dalam daftar delapan nama itu, tak ada nama Prabowo.
Sempat muncul wacana penggulingan Suryadharma oleh sejumlah elit DPP dan DPW PPP. Namun, Suryadharma tetap bertahan dengan keputusannya dan bahkan pada Jumat petang mendeklarasikan koalisi dengan Partai Gerindra di DPP PPP dengan dihadiri langsung oleh Prabowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.