Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WIN-HT Masuk Arena Kampanye di GBK Gowes Becak

Kompas.com - 05/04/2014, 15:25 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Partai Hanura, Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo menjadi juru kampanye Hanura di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu (5/4/2014) siang. 

Ketika memasuki lapangan GBK, keduanya menaiki becak bersama istri masing-masing. Wiranto dan Harry menggowes becak di belakang, sementara sang istri duduk di kursi depan. 

Becak tersebut sudah dimodifikasi dengan dicat berwarna oranye, warna yang identik dengan Partai Hanura. Diberi juga atribut bendera hanura dan nomor 10 yang merupakan nomor urut Hanura di pemilu legislatif 9 April mendatang. 

Kampanye Hanura yang bertema "Kenduri Akbar" ini akan berlangsung mulai pukul 14.00 hingga 16.00 Wib. Wiranto dan Hary tiba di lokasi sekitar pukul 14.30. Mereka menaiki becak yang sudah disiapkan di gerbang utama stadion. 

Sebanyak kurang lebih 150.000 kader dan simpatisan ditargetkan berkumpul dalam acara ini. Namun pantauan Kompas.com, banyak bangku di tribun yang kosong. Bagian bawah Stadion GBK memang terisi hampir penuh. Sementara, tribun bagian atas hanya terisi sedikit saja. 

Mereka terlihat antusias melihat kedatangan pasangan bakal capresnya hadir di lapangan dengan menaiki becak. Sebelumnya, mereka asyik menikmati hiburan yang disajikan oleh pedangdut Ayu Ting-ting dan Nasar KDI. 

Beberapa bakal capres dari partai lain juga kerap menumpangi kendaraan yang tidak lazim saat memasuki lokasi kampanye. Bakal capres Gerindra Prabowo Subianto pernah menunggang kuda, sementara Aburizal Bakrie dari Golkar naik helikopter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com