JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golongan Karya melanjutkan tradisi yang dimulai sejak Pemilu 2004 dengan ”memasang” sejumlah kader senior di beberapa pasangan calon presiden dan calon wakil presiden. Pada Pemilu Presiden 2014, tradisi yang membuat Partai Golkar selalu berada di lingkaran kekuasaan ini akan dilanjutkan.
Meskipun tradisi ini akan memecah perolehan suara dalam pemilu, tidak ada larangan dan tidak akan diberikan sanksi untuk kader yang menyeberang. ”Kalau menggunakan partai lain, boleh-boleh saja. Tidak ada sanksinya. Namun, ada risikonya ke partai. Suara terbelah-belah,” kata Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Agung yang juga Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat mengatakan, Golkar tidak bisa melarang siapa pun kader partainya menjadi cawapres yang diusung partai politik lain. Seperti diketahui, dua kader senior Golkar, Jusuf Kalla dan Akbar Tandjung, disebut-sebut sejumlah kalangan layak jadi cawapres. ”Mereka adalah tokoh-tokoh senior. Enggak usah diajari, mereka sudah tahu sendiri. Suara terpecah berarti merugikan partai,” ujarnya.
Dalam kampanye akbar Partai Golkar di Lapangan Bumi Tamalanrea Permai, Makassar, Sulawesi Selatan, Aburizal mengemukakan bahwa cawapresnya akan ditetapkan setelah pemilu legislatif. Kriteria tidak ada karena bisa dari mana saja. Aburizal berkampanye di depan ribuan para pendukungnya dengan didampingi Ketua DPD Partai Golkar Sulsel Syahrul Yasin Limpo yang juga Gubernur Sulsel dan sejumlah pengurus pusat ataupun Sulsel.
”Kami terbuka untuk cawapres. Bisa dari mana saja, dari Partai Golkar, partai lain, atau nonpartai. Yang jelas siapa cawapres, baru akan kami tentukan setelah pileg. Saat ini kami masih konsentrasi pada pileg. Kami menargetkan kursi parlemen 26-30 persen,” tutur Aburizal.
Terkait kader Golkar yang hendak menjadi cawapres untuk partai lain, Aburizal mempersilakan sepanjang mematuhi aturan partai. ”Kami membuka kesempatan kepada kader terbaik kami. Hitung-hitung, itulah salah satu sumbangsih Golkar kepada negeri ini,” kata Aburizal.
Kawal sampai TPS
Dalam kampanye di Manado, Sulawesi Utara, Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengulang pernyataan yang meminta kader PDI-P mengawal jalannya pemilu sampai di tempat pemungutan suara. ”Kalian pendukung PDI-P jangan lengah dan bosan mengawal suara sampai di TPS, jangan sampai kita dicurangi lagi,” katanya.
Wakil Sekjen PDI-P Hasto Kristianto mengatakan, pelaksanaan Pemilu 2014 ada pada masa peralihan kekuasaan. Proses itu memiliki resistansi terganggunya keamanan dan stabilitas negara. Karena itu, siapa pun yang mencoba mengambil keuntungan dari gangguan itu akan berhadapan dengan kekuatan rakyat.
”Di sinilah momentum emas Presiden SBY membuktikan dan menjamin pemilu berlangsung demokratis, aman, dan damai. Sebab, penghargaan kepada seorang pemimpin tidak saja saat berkuasa, tetapi mampu menyiapkan jalan lapang bagi penggantinya,” katanya.
Janjikan infrastruktur
Dalam kampanye terbuka di Stadion Patra Jaya, Palembang, Sumatera Selatan, Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa menjanjikan perbaikan infrastruktur di Pulau Sumatera jika PAN menang. ”Kalau kami diizinkan menang, pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera akan kami dorong agar secepatnya direalisasikan,” kata Hatta, yang juga mengatakan bahwa rencana pembangunan tol itu sebagai prestasinya.
Selain Hatta, hadir sejumlah calon anggota legislatif PAN dari kalangan artis, misalnya Eko Patrio dan Desy Ratnasari. Beberapa kader PAN yang menjadi kepala daerah juga terlihat, seperti Wali Kota Bogor Bima Arya dan Bupati Ogan Komering Ilir Iskandar. Kampanye diisi dengan hiburan dari grup band Ungu.
Kemarin, salah satu dari capres dari Partai Kebangkitan Bangsa, Mahfud MD, berharap PKB memilih capres secara terbuka dan obyektif berdasarkan hasil musyawarah kerja nasional dan restu ulama. Mahfud menyatakan hal itu ketika bersilaturahim ke rumah Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Mustofa Bisri (Gus Mus) di Desa Leteh, Rembang Kota, Rembang, Jawa Tengah, Senin malam. Mahfud optimistis PKB meraih 8 persen suara dalam pemilu legislatif dan akan menetapkan capres yang baik. (ATO/ZAL/HRS/REN/HEN)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.