Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono Edhie Nilai Tak Relevan Lagi Bicara Sipil-Militer di Pilpres

Kompas.com - 17/03/2014, 10:12 WIB
Sabrina Asril

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com
- Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo menilai wacana pasangan calon presiden dan wakil presiden berlatar belakang sipil dan militer tak lagi relevan. Pasalnya, menurut Pramono, yang terpenting adalah jejak rekam dan integritas dari pemimpin tersebut.

"Sipil-militer bagus, militer-militer tidak dilarang, sipil-sipil belum tentu tidak bagus juga. Semua tergantung orangnya," ujar Pramono di Yogyakarta, Senin (17/3/2014).

Pramono mencontohkan mantan Presiden Irak, Saddam Husein, yang berlatar belakang sipil ternyata memiliki sikap ketegasan yang luar biasa, bahkan sudah mengarah ke otoriter. Di lain pihak, Pramono mencontohkan kakak iparnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berlatar belakang militer ternyata cukup lembut.

"SBY kan sipil banget. Maka ini semua kembali ke masing-masing pemimpin itu. Seorang pemimpin tidak harus militer, atau sipil yang terpenting jejak rekamnya dan sifat orang itu," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.

Mengenai kekhawatiran capres atau cawapres berlatar sipil tak bisa mengendalikan sektor pertahanan, Pramono menampiknya. Menurut Pramono, persoalan pertahanan masih bisa dipelajari.

"Asal jadi pemimpin, IQ-nya nggak jongkok-jongkok banget lah," seloroh Pramono.

Dia pun melihat posisi Menteri Pertahanan tak harus selamanya diisi kalangan militer seperti yang sudah pernah terjadi pada Juwono Sudarsono.

Seperti diberitakan, tokoh berlatarbelakang militer masuk dalam bursa capres 2014. Selain Pramono, tokoh lain diantaranya Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, peserta konvensi calon Presiden Partai Demokrat Endriartono Sutarto, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com