YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Pramono Edhie Wibowo menilai wacana pasangan calon presiden dan wakil presiden berlatar belakang sipil dan militer tak lagi relevan. Pasalnya, menurut Pramono, yang terpenting adalah jejak rekam dan integritas dari pemimpin tersebut.
"Sipil-militer bagus, militer-militer tidak dilarang, sipil-sipil belum tentu tidak bagus juga. Semua tergantung orangnya," ujar Pramono di Yogyakarta, Senin (17/3/2014).
Pramono mencontohkan mantan Presiden Irak, Saddam Husein, yang berlatar belakang sipil ternyata memiliki sikap ketegasan yang luar biasa, bahkan sudah mengarah ke otoriter. Di lain pihak, Pramono mencontohkan kakak iparnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berlatar belakang militer ternyata cukup lembut.
"SBY kan sipil banget. Maka ini semua kembali ke masing-masing pemimpin itu. Seorang pemimpin tidak harus militer, atau sipil yang terpenting jejak rekamnya dan sifat orang itu," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu.
Mengenai kekhawatiran capres atau cawapres berlatar sipil tak bisa mengendalikan sektor pertahanan, Pramono menampiknya. Menurut Pramono, persoalan pertahanan masih bisa dipelajari.
"Asal jadi pemimpin, IQ-nya nggak jongkok-jongkok banget lah," seloroh Pramono.
Dia pun melihat posisi Menteri Pertahanan tak harus selamanya diisi kalangan militer seperti yang sudah pernah terjadi pada Juwono Sudarsono.
Seperti diberitakan, tokoh berlatarbelakang militer masuk dalam bursa capres 2014. Selain Pramono, tokoh lain diantaranya Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, peserta konvensi calon Presiden Partai Demokrat Endriartono Sutarto, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.