Awalnya, ia tampak bersemangat menyampaikan berbagai program di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satu yang disebutnya adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).
"Kesejahteraan Insya Allah akan tercapai kalau KUR semakin meningkat. Salah satu program keberhasilan SBY adalah KUR Rp 142 triliun," ujarnya.
Selanjutnya, sederet program lain dipaparkan Sjarifuddin dengan mendengungkan slogan kampanye Demokrat "beri bukti bukan janji".
"Jadi Demokrat sudah membuktikan melalui program-program Desa Mandiri juga. Betul?" tanyanya mencoba berinteraksi dengan ribuan simpatisan yang diam sepanjang orasinya.
Pertanyaan itu langsung disahut teriakan, "Air!" dari arah kanan panggung kampanye.
Namun, teriakan ini tampaknya tak didengar Sjarifuddin.
"Jadi jangan lupa ya, nomor tujuh partainya SBY. Partai Demokrat adalah partainya SBY. Kalau begitu coblos nomor?" teriak Sjarifuddin.
"Air!" kata-kata itu kembali diteriakkan massa kampanye yang mayoritas anak muda itu.
"Baik. Nomor tujuh, yaitu partai?" sahutnya, tak mengindahkan jawaban sebelumnya.
"Air woi!" ucap sejumlah pemuda yang merasa kepanasan.
Mendengar itu, Sjarifuddin pun menghentikan kampanyenya. "Air, mana air?" ujar Sjarifuddin memberikan instruksi kepada petugas untuk menyemprotkan air ke arah massa.
Massa kampanye terlihat puas ketika air membasahi tubuh mereka. Sjarifuddin lalu melanjutkan orasinya. Saat ia tengah menjelaskan program PNPM mandiri, teriakan "Air" kembali terdengar. Hingga pengujung orasinya, ia justru tampak sibuk mengatur petugas untuk menyemprotkan air ke sana-sini.
Spontan aksi kampanye ini mengundang tawa dari sejumlah wartawan yang meliput. Sjarifuddin juga tak terlalu memusingkan kampanyenya terganggu dengan udara panas. Dia hanya menebar senyum setiap kali orasinya "diinterupsi" massa yang meminta air.