Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Indo Barometer: Jadi Cawapres Elektabilitas Jokowi Juga Teratas

Kompas.com - 12/03/2014, 18:19 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Tingginya elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak hanya sebagai calon presiden. Jika menjadi calon wakil presiden, elektabilitas pria yang akrab disapa Jokowi itu tetap teratas. Hal tersebut diketahui berdasarkan survei Indo Barometer bekerjasama dengan Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia yang dirilis di Jakarta, Rabu (12/3/2014) siang.

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan, tanpa disodorkan pilihan nama, sebanyak 13,3 persen responden menjawab Jokowi ketika ditanya siapa cawapres yang akan dipilih. Di urutan kedua Prabowo Subianto dengan suara setengah dari Jokowi, yakni 6,9 persen.

"Ini artinya sosok Jokowi memang sudah menjadi pilihan masyarakat sebagai pemimpin, baik capres atau pun cawapres," ujar Qodari.

Calon wakil presiden dari Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo bersaing ketat dengan politisi senior Partai Golkar Jusuf Kalla alias JK jika diskenariokan di pertarungan cawapres. Hary menempati peringkat ketiga dengan angka 4,8 persen, sementara JK menempati peringkat keempat dengan angka 4,2 persen.

"Sosok Hary Tanoe bisa menempati peringkat ketiga karena sosoknya yang sudah akrab di telinga masyarakat sebagai cawapres. Iklan-iklannya juga sangat banyak di medianya sendiri," jelas Qodari.

Tokoh lainnya, yakni Ketua Umum Partai Amanat Nasional Hatta Rajasa (3,0 persen), Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (2,3 persen), Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri (1,3 persen).

Selain itu, mantan Ketua MK Mahfud MD dan Capres Konvensi Demokrat Dahlan Iskan (1,2 persen), Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama dan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (1,1 persen), Ketua Fraksi PDI-P Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali (0,7 persen).

Hasil survei, responden yang menjawab capres lainnya sebesar 2,2 persen. Sementara mereka yang tidak menjawab lebih dari setengah responden, yakni 55,0 persen. Berbeda jika Jokowi maju sebagai capres, responden yang menjawab tidak tahu atau tidak menjawab hanya sebesar 23,0 persen.

Survei itu disebut dilaksanakan di 33 provinsi dengan jumlah responden sebesar 1200 orang. Margin of error survei ini sebesar kurang lebih 3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 14-25 Februari 2014 dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Survei dibiayai oleh Indo Barometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Setelah Mahasiswa, DPR Buka Pintu untuk Perguruan Tinggi yang Ingin Adukan Persoalan UKT

Nasional
Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com