Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iklan Nasdem Dikritik, Ini Komentar Surya Paloh

Kompas.com - 11/03/2014, 06:31 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Umum DPP Partai Nasdem Surya Paloh mengatakan, iklan partainya yang menyinggung kembali majunya mayoritas anggota DPR periode 2009-2014 pada Pemilu Legislatif 2014 bertujuan membuka pemahaman masyarakat. Masyarakat, menurutnya, harus mengetahui bahwa wajah lama kembali akan menghuni parlemen. 

"Itu kita membuka pemahaman masyarakat saja. Kalau ingin bicara perubahan, ya faktanya sekarang seperti (yang ada di iklan) itu. Ada 560 kursi di sana. Dari 560, 507 diisi kembali oleh wajah lama. Kalau semua dipilih kembali, ya tentunya tidak akan ada perubahan," kata Surya seusai peluncuran buku biografinya, Surya Paloh Sang Ideolog, di Grand Hyatt, Jakarta, Senin (10/3/2014) malam.

Menurutnya, iklan tersebut tak menyatakan anggota DPR saat ini memiliki kinerja yang buruk. Penilaian baik dan buruk itu sepenuhnya dia serahkan kepada masyarakat yang akan menilai kinerja wakilnya di DPR.

"Kalau merasa puas dengan kinerja DPR yang sekarang, kalau sudah ada rasa satisfaction, merasa baik kinerja DPR ini, pilih saja yang lama. Kalau memang merasa yang sekarang tidak bener, kurang puas, pengen alternatif, ya ngapain pilih yang lama, pilih saja yang baru," ujarnya.

Secara terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Patrice Rio Capella juga mengatakan bahwa iklan partainya tidak menjelek-jelekkan DPR periode 2009-2014. Apa yang diungkap dalam iklan tersebut adalah fakta. 

"Memang kenyataannya muka lama 90 persen maju lagi. Sebuah fakta juga itu kalau hampir 10 persennya bermasalah," kata Rio.

Seperti diberitakan sebelumnya, salah satu iklan kampanye Nasdem menyatakan sekitar 90 persen anggota DPR petahana kembali mencalonkan diri. Mereka dianggap tak kompeten. 

"Lebih dari 240 juta rakyat Indonesia, banyak yang lebih kompeten duduk sebagai anggota parlemen," demikian narasi dalam iklan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com