Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Hakim MK Kecewa Ditanya soal Kasus Bank Century

Kompas.com - 05/03/2014, 16:44 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Calon hakim Mahkamah Konstitusi, Atip Latipulhayat, ditanya tentang kasus Bank Century dalam uji kelayakan dan kepatutan calon hakim konstitusi di ruang rapat Komisi III DPR, Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (5/3/2014). Ia kecewa karena menganggap pertanyaan itu cenderung politis.

Pertanyaan itu dikerucutkan pada bisa atau tidaknya Wakil Presiden Boediono dipanggil atau disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi karena dianggap mengetahui pemberian bail out kepada Bank Century. Salah seorang anggota Tim Pakar, Saldi Isra, meminta tanggapan Atip mengenai konstruksi yuridis Indonesia jika Boediono dipanggil atau diperiksa terkait skandal Century. "Saya berpendapat (pemanggilan Boediono) dimungkinkan karena presiden dan wakil presiden terdiri dari satu paket," kata Atip.

Jawaban Atip dinilai kurang memuaskan. Saldi meminta Atip membuat sikap tegas jika nanti menjadi hakim MK dan harus memberi keputusan terkait pemanggilan Boediono oleh penegak hukum atau DPR. Saldi mengatakan, pemanggilan kepala negara atau wakil kepala negara yang diduga melanggar hukum harus melalui putusan dari Mahkamah Konstitusi. "Sejauh peraturan MK, maka wajib memberikan," jawab Atip.

Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, juga meminta Atip memberikan pandangan dan argumentasi tentang bisa atau tidaknya Boediono dipanggil atau disidangkan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Pertanyaan Bambang diasumsikan bahwa Boediono telah disebut dalam berita acara pemeriksaan mantan Deputi IV Bank Indonesia, Budi Mulya. Budi telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Century dan akan disidangkan di Pengadilan Tipikor pada Kamis (6/3/2014).

"Bisa enggak dipanggil, disidang di Tipikor, katakanlah dia (Boediono) masih Wapres?" tanya Bambang. Atip mengangguk sambil menjawab, "Kalau terbukti."

"Kan ini belum ada pembuktian, apakah (keterangan Budi Mulya) bisa menjadi dasar untuk melakukan pemeriksaan pada Boediono?" tanya Bambang lagi. "Bisa," jawab Atip.

Ditemui seusai mengikuti uji kelayakan, Atip mengaku kecewa karena ada pertanyaan seputar skandal Century dalam seleksi menjadi hakim konstitusi. Menurut Atip, kasus Century sangat politis dan tidak layak dijadikan bahan pertanyaan untuk calon hakim konstitusi. "Politis banget, hakim enggak bisa ditekan. Harusnya enggak ditanya soal itu (Century)," ujarnya.

Dalam seleksi calon hakim konstitusi, ada 11 calon yang diuji oleh Tim Pakar dan anggota Komisi III DPR. Penilaian dari tim pakar akan dijadikan rekomendasi saat Komisi III melakukan pemilihan. Komisi III DPR akan menggelar pleno pada Rabu malam ini. Hasil pleno akan dibawa ke sidang paripurna pada Kamis (6/3/2014). Dua calon hakim yang terpilih akan menggantikan Akil Mochtar yang menjadi terdakwa dalam dugaan kasus suap dan Harjono yang akan pensiun di Maret 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Biduan Nayunda Nabila Mengaku Diberi Cincin oleh SYL

Nasional
Momen Jokowi dan Iriana Nge-vlog, Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja  Pagi-pagi

Momen Jokowi dan Iriana Nge-vlog, Beri Semangat ke Warganet yang Berangkat Kerja Pagi-pagi

Nasional
Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Saat SYL Hamburkan Uang Negara dan Pribadi buat Biduan Nayunda...

Nasional
 6 Fakta Densus 88 Polri Buntuti Jampidsus Kejagung

6 Fakta Densus 88 Polri Buntuti Jampidsus Kejagung

Nasional
SYL Beri Kado Tas Balenciaga buat Pedangdut Nayunda Nabila

SYL Beri Kado Tas Balenciaga buat Pedangdut Nayunda Nabila

Nasional
Heboh soal Penguntitan Jampidsus, Anggota DPR Minta Panglima Tarik TNI di Kejagung

Heboh soal Penguntitan Jampidsus, Anggota DPR Minta Panglima Tarik TNI di Kejagung

Nasional
Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Cek Tempat Penggilingan, Satgas Pangan Polri Pastikan Stok Beras Masih Cukup

Nasional
Tanduk Banteng Masih Tajam

Tanduk Banteng Masih Tajam

Nasional
Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Foya-foya SYL dan Keluarga Ditanggung Kementan, Biaya Makan hingga Klinik Kecantikan

Nasional
Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Pemerintah Diminta Tak Paksa Pekerja Bayar Tapera

Nasional
Drone : 'Game Changer' Kekuatan Udara TNI AU

Drone : "Game Changer" Kekuatan Udara TNI AU

Nasional
Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Kejagung Jelaskan soal Lelang Saham PT GBU yang Bikin Jampidsus Dilaporkan ke KPK

Nasional
[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

[POPULER NASIONAL] SYL Ajak Makan Biduan Nayunda | Surya Paloh Dilaporkan Kegiatan Organisasi Sayap Nasdem Didanai Kementan

Nasional
Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Kemenlu RI: 24 WNI yang Ditangkap Palsukan Visa Haji, 22 di Antaranya Akan Dideportasi

Nasional
124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

124.782 Jemaah Calon Haji RI Sudah Tiba di Tanah Suci, 24 Orang Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com