Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Jelaskan soal Keterlibatan Artis dalam Kasus Korupsi

Kompas.com - 15/02/2014, 12:43 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta memperjelas kaitan artis-artis yang pernah dipanggil dalam pemeriksaan terkait kasus dugaan korupsi atau tindak pidana pencucian uang (TPPU). Anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari mengatakan, tak adanya penjelasan keterkaitan mereka dalam kasus itu dikhawatirkan mengakibatkan kerugian bagi sang artis jika informasi dugaan keterlibatannya dibuat menggantung.

"Harus fair, harus ada informasi mengenai keterlibatan si artis dan si pemberi uang. Jangan hanya berhenti pada pihak yang diduga, kemudian hilang," kata Eva, di Cikini, Jakarta, Sabtu (15/2/2014).

Politisi PDI Perjuangan itu mengatakan, informasi mengenai keterlibatan artis Jennifer Dunn dalam dugaan TPPU yang menjerat Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan begitu menyedot perhatian publik. KPK, kata Eva, harus segera mempertegas keterlibatan Jennifer. Jika kaitannya adalah hubungan profesional, maka informasi itu harus segera disampaikan kepada publik untuk mencegah hancurnya reputasi yang bersangkutan.

"Wawan juga enggak sebodoh itu memberi uang atau barang, pasti ada entertaint yang diberikan si artis. Saya berharap kasusnya enggak jadi komoditas pencari sensasi, hati-hati, karena dampaknya akan men-down grade perempuan," kata Eva. 

Dalam kesempatan yang sama, Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Ade Irawan menambahkan, sangat besar kemungkinan hubungan antara Jennifer Dunn dengan Wawan merupakan hubungan profesional. Meski di sisi lain ia masih meragukan karena barang yang diberikan Wawan kepada Jennifer adalah sebuah mobil yang sangat mewah.

"Pertanyaannya, mobil itu apakah untuk tarif profesionalnya? Tapi kalau untuk sekali nyanyi,  misalnya, rasanya terlalu mahal. Atau untuk tampil berapa kali, kan harus dijelaskan," kata Ade.

Secara pribadi, ia berpendapat, posisi Jennifer dapat dijerat oleh UU TPPU. Alasannya, Jennifer harusnya curiga sejak awal sehingga ia tak jadi pihak yang diduga tahu atau patut diduga tahu adanya kejahatan TPPU yang dilakukan oleh Wawan.

"Kalau patut diduga tahu itu sama dengan pelaku pasif dan konsekuensi hukumnya melekat," ujarnya.

Seperti diberitakan, KPK memeriksa Jennifer Jumat, (14/2/2014) terkait kasus dugaan pencucian uang yang menyeret Wawan. Sebelumnya, KPK menyita mobil Toyota Vellfire warna putih B 510 JDC dari kediaman Jennifer di Jalan Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2014). Selain Jennifer, KPK memanggil model Catherine Wilson untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus yang sama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com