Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisruh KRI Usman-Harun, Beredar Satire PM Singapura Blokir Facebook Presiden SBY

Kompas.com - 12/02/2014, 04:55 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketegangan antara Indonesia dan Singapura lantaran kontroversi penamaan KRI Usman-Harun menuai tulisan satire dalam laman internet yang menyerupai situs berita, New Nation. Laman tersebut menayangkan tulisan berjudul "PM Lee unfriends Susilo Bambang Yudhoyono on Facebook, untags him from photos".

Di dalamnya, New Nation menulis PM Singapura, Lee Hsien Loong, telah memblokir akun Facebook Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari daftar teman. Selain menghapus SBY sebagai teman, Lee juga juga menghilangkan dan menghapus tag-tag foto yang menunjukkan SBY di dalam koleksi albumnya.

Sementara dalam kenyataannya, akun Facebook yang terverifikasi sebagai akun resmi Presiden SBY adalah fanpage. Kisruh soal kapal perang milik TNI AL ini memang sempat memicu ketegangan di antara dua negara.

Usman Haji Mohamed Ali dan Harun Said merupakan dua prajurit Korps Komando Operasi (KKO) TNI AL, yang tewas setelah dihukum mati oleh Pemerintah Singapura pada 17 Oktober 1968. Mereka berdua ditangkap sesudah mengebom MacDonald House di Orchard Road, Singapura.

Aksi Usman dan Harun pada 10 Maret 1965 itu menewaskan tiga orang dan melukai 33 orang lain. Singapura menganggap Usman dan Harun sebagai teroris. Adapun Indonesia menempatkan mereka sebagai pahlawan karena gugur saat menjalankan tugas.

Sikap Singapura atas penamaan kapal ini dipandang berlebihan. Karena itu, Panglima TNI Jenderal Moeldoko menolak hadir dalam acara Singapore Airshow yang berlangsung 11 sampai 16 Februari 2014. Ketidakhadiran Moeldoko beralasan Singapura telah membatalkan undangan untuk 100 perwira TNI sebagai bagian protes Negeri Singa itu soal penamaan KRI.

Sementara itu, Moeldoko mengatakan penamaan kapal tersebut merupakan urusan internal Indonesia dan tidak ada maksud membuka luka lama dalam hubungan bilateral kedua negara.
"Ini persoalan internal kita. Nama itu ditentukan, ada tiga kapal, (yakni KRI) Bung Tomo, Usman, Harun, sekarang baru muncul persoalan," kata dia.

Pembatalan undangan 100 anak buahnya dipandang Moeldoko sebagai hal biasa. Ia berharap masalah tersebut tidak berlanjut karena hubungan baik antara Singapura dan Indonesia selama ini sudah terjalin.

(Hasiolan Eko P Gultom)

Ralat:
Sebelumnya berita ini tayang dengan judul "PM Singapura Blok Akun Facebook Presiden SBY"

Dalam berita ralat di atas, paragraf ketiga merupakan penambahan baru. Adapun perbaikan dilakukan pada paragraf satu dan dua, yang sebelumnya tertera:

Ketegangan antara Indonesia dan Singapura lantaran kontroversi penamaan KRI Usman-Harun mencapai puncaknya. Dilaporkan, Selasa (11/2/2014), ketegangan juga sudah menjalar hingga ke tingkat pucuk pimpinan kedua negara.

Dilansir media Singapura, New Nation, PM Singapura, Lee Hsien Loong, telah mengeblok akun Facebook Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari daftar teman. Selain menghapus SBY sebagai teman, Lee juga juga menghilangkan dan menghapus tag-tag foto yang menunjukkan SBY di dalam koleksi albumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com