Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Nasdem: Banyak Lembaga Survei Diperalat Parpol

Kompas.com - 28/01/2014, 20:12 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Nasdem mengeluhkan banyaknya lembaga survei baru yang muncul menjelang penyelenggaraan Pemilu. Sekretaris Jenderal DPP Partai NasDem Patrice Rio Capella menilai, banyak lembaga survei diperalat partai politik untuk keuntungannya.

"Kami melihat akhir-akhir ini banyak lembaga survei yang dijadikan kendaraan oleh partai politik tertentu. Namanya pun aneh-aneh sekali. Jelas ini berbahaya," kata Rio dalam "Lembaga Survei Wakili Siapa?" di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (28/1/2014).

Dia mengatakan, pihaknya menolak hasil survei dari lembaga yang hanya dijadikan kendaraan oleh partai politik tertentu. "Lembaga survei yang betul, pasti akan melakukan publikasi dan kajian secara rutin," katanya.

Dia mengatakan, partainya tidak mempersoalkan kehadiran lembaga survei. Hanya, kata dia, lembaga survei harus bekerja sesuai dengan koridor dan prinsip profesionalitas. "Dengan mengedepankan sisi-sisi akademis yang bisa dipertanggungjawabkan. Mereka yang bekerja profesional ini harus diapresiasi," katanya.

Sebelumnya, KPU menerbitkan Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2013 tentang Partisipasi Masyarakat. PKPU itu mengatur secara detail soal survei politik. Dalam regulasi tersebut diatur, lembaga survei harus merilis hasil survei, jajak pendapat atau penghitungan cepat sesuai dengan data yang didapat di lapangan dan bukan hasil rekayasa. Diatur pula, selama masa tenang, lembaga survei tidak boleh mengumumkan hasil survei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Gerindra Pastikan Tetap Terbuka untuk Kritik

Nasional
Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Kabinet Prabowo: Antara Pemerintahan Kuat dan Efektif

Nasional
Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com