"Jokowi diyakini kalau menjadi presiden bakal membawa perubahan. Jokowi dinilai tidak banyak berkonsep tetapi melakukan perubahan kongkret," kata Direktur LPI Boni Hargens di Jakarta, Minggu (19/1/2014).
Penelitian yang dilakukan LPI ini mengukur pandangan opinion leader (akademisi, aktivis, wartawan, tokoh masyarakat) tentang siapa yang pantas disebut tokoh perubahan di antara nama nama bakal calon presiden dan wakil presiden yang muncul di media. Penelitian ini dilakukan sebagai kajian kualitatif melalui focus group discussion yang digelar pada 11 Januari hingga 13 Januari 2014.
Makna perubahan dalam penelitian itu, menurut Boni, dibagi dalam dimensi politik, sosial budaya, ekonomi, hukum, serta pertahanan dan keamanan. Dalam lima konsep ini, para tokoh yang terdaftar dinilai sejauh mana konsep perubahan yang mereka miliki dengan tiga indikator, yakni ideologi pancasila yang dimiliki, program kongkretnya, serta prestasi nyata yang sudah dilakukan untuk perubahan Indonesia sejauh ini. Para tokoh yang menjadi bahan kajian juga diklasifikasikan dalam dua kelompok, yakni tokoh lama dan tokoh baru.
"Figur baru adalah mereka yang kurang dari 10 tahun terakhir bergerak dalam politik," kata Boni.
Lebih jauh dia menguraikan, Jokowi unggul sebagai tokoh baru yang dianggap pembawa perubahan hampir pada semua dimensi untuk tiga indikator, kecuali dalam dimensi hukum dan ekonomi. Untuk dimensi hukum, Abraham-lah yang menempati urutan teratas sedangkan dalam dimensi ekonomi, Harry Tanoe menempati urutan pertama. "Abraham Samad menonjol dalam bidang penegakan hukum. Sebagai ketua KPK, Samad dianggap tegas, bersih, dan bertanggung jawab," ujar Boni. Dia menambahkan, penelitian ini dilakukan dengan biaya sendiri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.