Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petinggi Adhi Karya Mengaku Diminta "Fee" 18 Persen dari Utusan Sesmenpora

Kompas.com - 07/01/2014, 22:48 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Operasi I PT Adhi Karya (AK) Teuku Bagus Mokhamad Noor membenarkan adanya permintaan fee 18 persen dari proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Menurut Teuku Bagus, permintaan fee itu disampaikan oleh utusan Sekretaris Menpora Wafid Muharam, yaitu Lisa Lukitawati dan Muhammad Arifin.

Hal itu disampaikan Teuku Bagus saat bersaksi untuk terdakwa mantan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa (7/1/2014).

"Tapi saya pikir kayaknya bukan Pak Deddy, tapi Lisa. Lisa diutus Pak Sesmenpora untuk Adhi Karya bahwa ada kewajiban 18 persen terkait proyek Hambalang," katanya.

Lisa dan Arifin merupakan tim asistensi proyek Hambalang. Menurut Teuku Bagus, keduanya juga mengaku sebagai staf khusus Sesmenpora. Permintaan fee itu, lanjut Bagus, disampaikan saat bertemu di Plaza Senayan. Permintaan itu terkait akan dimenangkannya PT Adhi Karya pada proyek pembangunan P3SON. Menurut Teuku Bagus, ia sempat keberatan dengan permintaan itu. Namun, Arifin berulang kali menagih realisasinya.

"Arifin berkali-kali datang ke saya menanyakan realisasinya," katanya.

Akhirnya, PT Adhi Karya membuat bon sementara untuk pemberian uang itu. Bon sementara itu kemudian diurus oleh Manajer Pemasaran Adhi Karya M Arief Taufiqurrahman. Dia mengaku tak tahu ke mana saja uang itu diberikan.

Dalam dakwaan, Adhi Karya telah mengeluarkan Rp 14,601 miliar untuk memuluskan perusahaan itu dalam memenangkan proyek Hambalang. Uang itu di antaranya mengalir untuk mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, sebesar Rp 2,21 miliar, Wafid sebesar Rp 6,55 miliar, Mahyudin Rp 500 juta, Adirusman Dault Rp 500 juta, dan anggota DPR Rp 500 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com