Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto: Semoga "Kesampaian" Jadi Presiden...

Kompas.com - 04/01/2014, 01:38 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, mengatakan telah dua kali maju sebagai calon presiden atau wakil presiden tetapi selama ini selalu kandas. Namun dia mengatakan masih punya harapan dapat memenangkan pemilu presiden.

"Semoga (kali ini) kesampaian, karena sudah berkali-kali enggak kesampaian," kata Wiranto, yang juga ditetapkan menjadi calon presiden dari partai Hanura, dalam pengajian bulanan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Jumat (3/1/2014).

Wiranto mengatakan hasratnya menjadi presiden punya landasan untuk membawa kebaikan bagi Indonesia. Menurut dia, seorang calon presiden tak perlu memusingkan visi Indonesia di masa depan. Karena, ujar dia, semua visi itu sudah dirumuskan oleh pendiri bangsa dan terpatri jelas dalam UUD 1945.

"Tapi (visi dalam konstitusi) itu baru mimpi, angan-angan, kita belum masuk, karena kemerdekaan baru mengantar kita ke pintu gerbang. Siapa yang bisa mengubah bangsa ini jadi lebih baik? Itulah tugas pemimpin," papar Wiranto.

Partai Hanura telah mendeklarasikan Wiranto sebagai calon presiden, berpasangan dengan Hary Tanoesoedibjo sebagai calon wakilnya. Pada 2004, Wiranto juga maju menjadi calon presiden, saat itu berpasangan dengan Salahudin Wahid.

Pada 2004, Wiranto menjadi calon presiden setelah memenangkan konvensi Partai Golkar. Namun dia kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla yang diusung Partai Demokrat.

Berlanjut, pada 2009, Wiranto kembali maju ke pemilu presiden. Kali ini maju sebagai calon wakil presiden dengan Jusuf Kalla sebagai calon presiden. Pasangan ini diusung koalisi Partai Golkar dan Partai Hanura. Lagi-lagi SBY mengandaskan Wiranto, bersama Boediono sebagai calon wakil presidennya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Revisi UU MK Bukan soal Penegakkan Konstitusi, Ini soal Kepentingan Politik Jangka Pendek'

"Revisi UU MK Bukan soal Penegakkan Konstitusi, Ini soal Kepentingan Politik Jangka Pendek"

Nasional
KPK Tahan 2 Tersangka Baru Kasus Subkontraktor Fiktif di BUMN PT Amarta Karya

KPK Tahan 2 Tersangka Baru Kasus Subkontraktor Fiktif di BUMN PT Amarta Karya

Nasional
KPU Jamin Satu Keluarga Tak Akan Pisah TPS pada Pilkada 2024

KPU Jamin Satu Keluarga Tak Akan Pisah TPS pada Pilkada 2024

Nasional
Fraksi PDI-P Usul Presiden Konsultasi dengan DPR soal Jumlah Kementerian, Gerindra: Sangat Tidak Mungkin!

Fraksi PDI-P Usul Presiden Konsultasi dengan DPR soal Jumlah Kementerian, Gerindra: Sangat Tidak Mungkin!

Nasional
Di Sidang Ke-33 CCPCJ Wina, Kepala BNPT Ajukan 3 Pendekatan untuk Tangani Anak Korban Tindak Pidana Terorisme

Di Sidang Ke-33 CCPCJ Wina, Kepala BNPT Ajukan 3 Pendekatan untuk Tangani Anak Korban Tindak Pidana Terorisme

Nasional
KNKT Pastikan PO Bus yang Dipakai SMK Lingga Kencana Depok Tak Berizin

KNKT Pastikan PO Bus yang Dipakai SMK Lingga Kencana Depok Tak Berizin

Nasional
Polri Bidik Pengusaha Bus Jadi Tersangka Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana

Polri Bidik Pengusaha Bus Jadi Tersangka Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana

Nasional
KPU Siapkan TPS Lokasi Khusus untuk Pilkada 2024

KPU Siapkan TPS Lokasi Khusus untuk Pilkada 2024

Nasional
Revisi UU MK, Usul Hakim Konstitusi Minta 'Restu' Tiap 5 Tahun Dianggap Konyol

Revisi UU MK, Usul Hakim Konstitusi Minta "Restu" Tiap 5 Tahun Dianggap Konyol

Nasional
Deretan Sanksi Peringatan untuk KPU RI, Terkait Pencalonan Gibran sampai Kebocoran Data Pemilih

Deretan Sanksi Peringatan untuk KPU RI, Terkait Pencalonan Gibran sampai Kebocoran Data Pemilih

Nasional
DPR Berpotensi Langgar Prosedur soal Revisi UU MK

DPR Berpotensi Langgar Prosedur soal Revisi UU MK

Nasional
Bus yang Alami Kecelakaan di Ciater Hasil Modifikasi, dari Normal Jadi 'High Decker'

Bus yang Alami Kecelakaan di Ciater Hasil Modifikasi, dari Normal Jadi "High Decker"

Nasional
KPU Tegaskan Caleg DPR Terpilih Tak Akan Dilantik jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg DPR Terpilih Tak Akan Dilantik jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Dirjen Kementan Mengaku Diminta Rp 5 Juta-Rp 10 Juta Saat Dampingi SYL Kunker

Dirjen Kementan Mengaku Diminta Rp 5 Juta-Rp 10 Juta Saat Dampingi SYL Kunker

Nasional
LPSK Minta Masa Kerja Tim Pemantau PPHAM Berat Segera Diperpanjang

LPSK Minta Masa Kerja Tim Pemantau PPHAM Berat Segera Diperpanjang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com