Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanura: Setiap Opini Pasti Ada Arahnya...

Kompas.com - 31/12/2013, 07:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Umum sekaligus bakal calon presiden dari Partai Hanura, Wiranto, disebut sebagai salah satu kandidat paling tak diinginkan berdasarkan survei Laboratorium Psikologi Politik Universitas Indonesia. Apa tanggapan dari partai itu?

”Setiap opini yang dikembangkan pasti ada arahnya yang mau ditonjolkan siapa. Kan kita semua sudah tahu. Siapa pun yang mau berkomentar silakan, yang jelas tidak akan berpengaruh pada Wiranto-HT,” kata Sekretaris Fraksi Partai Hanura Saleh Husin di Kompleks Parlemen, Senin (30/12/2013).

Saleh pun mengatakan tak percaya dengan hasil survei tersebut. Menurut dia survei internal justru memperlihatkan elektabilitas kandidat partainya terus membaik. Apalagi, kata dia, Wiranto juga semakin sering turun ke lapangan, termasuk menggelar beragam bakti sosial.

Dari bakti sosial tersebut, tutur Saleh, terlihat ada optimisme masyarakat yang semakin tumbuh pada sosok Wiranto. Penolakan seperti kata survei laboratorium Psikologi Politik UI itu pun tak tampak. 

Kalaupun ada penolakan di internal partai, kata Saleh, itu tak dia nilai tak lebih sebagai dinamika yang pasti juga terjadi di semua partai. Penolakan memang sempat terdengar dari internal Partai Hanura, antara lain berupa kritik keras yang dilontarkan Ketua DPP Partai Hanura Fuad Bawazier.

Survei Laboratorium Psikologi Politik UI itu melibatkan penilaian dari 61 pakar. Tokoh yang paling ditolak ialah Prabowo Subianto dari Partai Gerindra, dengan 20 persen suara.

Berturut-turut tokoh berikutnya yang juga ditolak para responden adalah Rhoma Irama (18 persen), Aburizal Bakrie (18 persen), Megawati Soekarnoputri (7 persen), Pramono Edhie Wibowo (3 persen), dan Wiranto (3 persen). Sementara sebanyak 31 persen menjawab tokoh-tokoh lain yang masing-masing berpresentase kecil.

Ketua Laboratorium Psikologi Politik UI Hamdi Muluk mengatakan kini masyarakat memerlukan wajah-wajah baru dan berusia muda. Selain itu, tokoh lama dinilai tidak memiliki prestasi yang mengesankan.

"Ada penolakan publik terhadap tokoh-tokoh lama, khususnya dianggap bermasalah dalam integritas. Prestasi masa lalu juga tidak mengesankan dan tidak lagi jadi inspirasi Indonesia," kata Hamdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com