Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pemilu, Partai Koalisi Akan Semakin Cari Keuntungan Sendiri

Kompas.com - 27/12/2013, 08:59 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai-partai politik yang tergabung dalam koalisi pemerintah bersama Partai Demokrat diyakini akan semakin mencari keuntungan sendiri-sendiri menjelang pemilu. Fondasi koalisi itu sejak awal dinilai semata pragmatis tanpa daya rekat kuat.

"Terlebih menjelang pemilu, bisa saja mereka tak lagi sesuai dengan partai penguasa. Dengan cara ini, mereka berharap dilihat sebagai pihak yang kritis terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak pro-rakyat," kata Ridho Himawan Hanafi dari Soegeng Sarjadi Syndicate, Kamis (26/12/2013) malam.

Ridho mengatakan, koalisi yang digalang Partai Demokrat tak punya kesamaan pandangan yang jelas untuk mendukung pemerintahan. Ke depan, ujar dia, koalisi tetap akan berjalan, tetapi suasananya akan semakin canggung.

Menurut Ridho, para anggota koalisi akan terus mencari celah mendapatkan simpati konstituen. "Mereka akan mencari momentum politik yang memberikan insentif bagi keuntungan elektoral masing-masing," ucapnya.

Seperti diberitakan, Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengungkapkan kekecewaan terhadap Partai Amanat Nasional dan Partai Kebangkitan Bangsa terkait Tim Pengawas Century. Kedua partai itu mengambil posisi berseberangan dengan Partai Demokrat saat penentuan perpanjangan masa kerja tim tersebut.

Partai Golkar dan Partai Keadilan Sejahtera juga mengambil posisi berseberangan dengan pemerintah soal Tim Pengawas Century. Hanya PPP, partai dalam koalisi pemerintah yang satu pandangan dengan Partai Demokrat saat pemungutan suara soal penentuan masa kerja tim itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Projo: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita dalam Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com