Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayoritas Rakyat Tak Puas Kinerja Pemerintahan SBY Periode II

Kompas.com - 18/12/2013, 17:18 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mayoritas rakyat Indonesia merasa kecewa dengan kinerja pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode kedua. Hal ini terpotret dalam survei yang diadakan oleh Reform Institute yang menyatakan bahwa sebanyak 83,73 persen responden menyatakan ketidakpuasannya terhadap kinerja pemerintah selama lima tahun terakhir.

"Kabinet SBY periode kedua ini bisa dikatakan hampir kehilangan kepercayaan masyarakat," kata peneliti Reform Institute, Zaim Saidi, saat jumpa pers di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (18/12/2013).

Zaim mengatakan bahwa bidang ekonomi (39,93 persen) dan penegakan hukum (25,53 persen) menempati porsi teratas sebagai penyebab utama kekecewaan rakyat terhadap kinerja pemerintah. Secara kultural, katanya, masyarakat Jawa paling tinggi tingkat kekecewaannya di bidang ekonomi (53,35 persen).

"Sementara masyarakat Maluku dan Papua lebih concern terhadap persoalan penegakan hukum," ujarnya.

Ia menjelaskan, kondisi ekonomi memang menjadi persoalan yang disorot oleh masyarakat Indonesia. Hal ini juga tergambar saat masyarakat ditanya soal kondisi perkembangan ekonomi keluarga dalam lima tahun terakhir. Menurut Zaim, sebanyak 41 persen responden mengatakan tidak ada perubahan dan 14,4 persen lainnya mengatakan semakin memburuk.

"Tren ini terjadi di pedesaan dan perkotaan. Sementara mereka yang menjawab (kondisi ekonomi) sedikit membaik dan semakin membaik alias yang merasa nyaman itu yang berpendapatan Rp 5 juta ke atas. Jadi, di masa pemerintahan terakhir SBY ini masyarakat miskin semakin menderita," jelasnya.

Kekecewaan terhadap kondisi ekonomi tersebut, menurut Zaim, juga diperparah dengan masalah pemerataan dan keadilan ekonomi. Ia mengatakan, sebanyak 82,20 persen responden menilai pemerataan dan keadilan ekonomi belum tercapai. Bahkan, 13,93 persen menyatakan semakin tidak merata dan tidak adil.

Survei nasional ini dilakukan selama tiga pekan, mulai dari tanggal 4 sampai 25 November 2013. Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka terhadap 1.500 responden. Responden laki-laki dan perempuan diambil secara proporsional dan disesuaikan dengan jumlah penduduk.

Dalam survei ini, penyebaran sampel dilakukan secara proporsional dengan jumlah penduduk per provinsi. Sementara itu, di dalam provinsi, survei ini menggunakan metode multistage random sampling. Survei ini juga memiliki tingkat kepercayaan hingga 95 persen dan margin error 2,53. Zaim mengatakan bahwa lembaganya adalah lembaga riset yang independen, bukan konsultan politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Pusat Penerbangan TNI AL Akan Pindahkan 6 Pesawat ke Tanjung Pinang, Termasuk Heli Anti-kapal Selam

Nasional
Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Duet Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim Baru Disetujui Demokrat, Gerindra-Golkar-PAN Belum

Nasional
Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Panglima TNI Kunjungi Markas Pasukan Khusus AD Australia di Perth

Nasional
Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Spesifikasi Rudal Exocet MM40 dan C-802 yang Ditembakkan TNI AL saat Latihan di Bali

Nasional
Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Dubes Palestina Yakin Dukungan Indonesia Tak Berubah Saat Prabowo Dilantik Jadi Presiden

Nasional
Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Gambarkan Kondisi Terkini Gaza, Dubes Palestina: Hancur Lebur karena Israel

Nasional
Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Ada Isu Kemensos Digabung KemenPPPA, Khofifah Menolak: Urusan Perempuan-Anak Tidak Sederhana

Nasional
DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

DPR Disebut Dapat KIP Kuliah, Anggota Komisi X: Itu Hanya Metode Distribusi

Nasional
Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Komisi II DPR Sebut Penambahan Kementerian Perlu Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Pengamat Dorong Skema Audit BPK Dievaluasi, Cegah Jual Beli Status WTP

Nasional
Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Maju Nonpartai, Berapa KTP yang Harus Dihimpun Calon Wali Kota dan Bupati Independen?

Nasional
Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Pengamat: Status WTP Diperjualbelikan karena BPK Minim Pengawasan

Nasional
DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

DKPP Terima 233 Aduan Pelanggaran Etik Penyelenggara Pemilu hingga Mei

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com