Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rizal Bantah Choel Disebut Jadikan Deddy Sapi Perah

Kompas.com - 10/12/2013, 20:36 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Keluarga Mallarangeng, Rizal Mallarangeng membantah pengakuan Sylvia Sholeha alias Bu Pur yang mengaku pernah mendengar bahwa Choel Mallarangeng menjadikan Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Pemuda dan Olahraga Deddy Kusdinar layaknya sapi perah.

Menurut Rizal, adiknya itu tidak terlibat dalam pengaturan proyek Hambalang yang mengakibatkan kerugian negara sekitar Rp 463,66 miliar tersebut. “Mereka yang dapat uang dari Lisa, kok malah Choel? Kan urusannya kan ada Deddy. Tanya saja sama Deddy, benar enggak Deddy diperah sama Choel,” kata Rizal saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/12/2013).

Rizal mengatakan bahwa Choel tidak mengenal Bu Pur ataupun Arif Gunawan alias Arif Gundul. Namun Choel mengaku kenal dengan Deddy Kusdinar sejak setahun lalu. Choel mengakui pernah menerima uang Rp 5 miliar dari Sekretaris Kemenpora (sekarang mantan) Wafid Muharam yang diantarkan oleh Deddy ke kediaman Choel. Namun, menurut Rizal, adiknya itu tidak mengetahui asal usul uang yang diantarkan Deddy tersebut. Choel pun telah mengembalikan uang itu kepada KPK.

“Enggak tahu juga (uang apa), salahnya dia terima. Tapi jangan kemudian dibesar-besarkan kalau Choel mengatur Hambalang. Yang atur Hambalang itu yang lain, Adhi Karya, Wafid, kenapa dikirimkan ke Choel? Katanya dari PT DGI yang kalah tender. Kalau kalah artinya enggak mengatur dong, wong kalah, apalagi disebut uang untuk Choel,” tuturnya.

Saat bersaksi dalam persidangan dengan terdakwa Deddy hari ini, Bu Pur mengaku pernah mendengar dari Almarhum Arif Gundul bahwa Deddy adalah sapi perah Choel. Namun Bu Pur mengaku tak tahu kebenaran cerita Arif soal Deddy dan adik mantan Menpora Andi Alfian Mallarangeng itu. Arif sendiri merupakan bos konsultan proyek Hambalang, Widodo Wisnu Sayoko.

Widodo disebut ikut membantu pengurusan kontrak proyek Hambalang menjadi tahun jamak (multiyears) sebesar Rp 2,5 triliun. “Kamu harus fair, Bu Pur perannya apa, ini membantu bukan dia, ini Arif Gundul dan Widodo yang bantu gol kan di dirjen anggaran. Menteri Agus kan bilang itu dana enggak boleh keluar, enggak lengkap surat-suratnya,” tambah Rizal.

Nama Choel disebut dalam dakwaan Deddy pernah terima uang terkait proyek Hambalang. Choel disebut meminta fee sebesar 18 persen dari PT Adhi Karya. Deddy pun meminta Teuku Bagus supaya PT Adhi Karya selaku calon pemenang lelang jasa konstruksi memberi fee sebesar 18 persen sebagaimana permintaan Choel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com