JAKARTA, KOMPAS.com — Sosok mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela masih terus menginspirasi dunia. Sosok Mandela yang cinta damai juga telah menghubungkan banyak negara di dunia ini. Mandela pun dekat dengan Indonesia melalui kecintaannya menggunakan pakaian batik.
“Dunia kehilangan jembatan yang menghubungkan banyak dunia. Generasi lama yang penuh kebencian dan kekerasan, dijembatani menuju generasi baru yang demokratis dan cinta damai,” ujar Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta dalam siaran pers yang diterima, Jumat (6/12/2013).
Menurut Anis, Afrika yang sebelumnya identik dengan kemiskinan dan keterbelakangan berubah menjadi simbol kemajuan dan kesetaraan dengan pusat-pusat kemajuan dunia. "Lihat kesuksesan Piala Dunia 2010. Itulah Mandela," kata mantan Wakil Ketua DPR itu.
Lebih lanjut, Anis mengatakan, Indonesia memiliki keterkaitan sejarah dan budaya yang panjang. Dia memaparkan, literatur sejarah mencatat Islam diperkenalkan ke Afrika Selatan oleh Syekh Yusuf dari Bugis yang diasingkan oleh penjajah Belanda pada 1693. Syekh Yusuf kemudian dianggap sebagai tokoh komunitas Muslim dan budaya Melayu dari Indonesia di semenanjung selatan Benua Afrika itu.
"Kaitan budaya itu dilanjutkan oleh Mandela dengan kegemarannya memakai batik. Saya tidak tahu ide dari mana. Kalau tidak salah, ketika Mandela bertemu Pak Harto. Tapi dari situ kita bisa lihat kejeniusan Mandela menempatkan dirinya sebagai jembatan budaya antara Indonesia dan Afrika Selatan lewat batik,” tambah Anis lagi.
Anis pun melihat figur Mandela mirip dengan para pendiri bangsa Indonesia. Dia berpendapat, sebagai anak kepala suku, Mandela bisa saja berkompromi dan menikmati keistimewaan dari status sosialnya. Namun, Mandela memilih untuk berjuang memerdekakan bangsanya dari penjajahan dan diskriminasi rasial.
"Ia dipenjara dan hidup sengsara. Sama seperti para pencetus Sumpah Pemuda," imbuh Anis.
Mandela wafat
Nelson Mandela, salah satu sosok utama dunia dalam abad ke-20, diberitakan tutup usia dalam usia 95 tahun, Kamis waktu Afrika Selatan. Berita pengumuman kematiannya disampaikan dengan penuh perasaan oleh Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma secara langsung melalui siaran televisi dengan menyebut bahwa Mandela "berangkat" dengan damai.
Mandela yang terpilih sebagai presiden dari ras kulit hitam pertama di Afrika Selatan setelah hampir tiga dasawarsa mendekam di dalam penjara sebagai tahanan politik, sebelumnya menjalani perawatan di rumah sakit untuk mengobati infeksi paru sejak September.
Kesehatannya memburuk setelah mengalami komplikasi infeksi paru-paru. Dia sudah lama diketahui mengalami masalah dengan kesehatan paru-parunya setelah terjangkit tuberkolosis saat ditahan di penjara Pulau Robben.
Disebutkan, dia meninggal dengan tenang dikelilingi oleh sanak keluarga. Mandela akan dimakamkan dengan ritual kenegaraan secara penuh, dan rakyat Afrika Selatan diminta mengibarkan bendera setengah tiang untuk menghormati kepergiannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.